Minggu, 5 Oktober 2025

Fadli Zon Sebut Anggaran Penulisan Ulang Sejarah Nasional Rp 9 Miliar

Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon mengatakan, anggaran untuk penulisan ulang sejarah nasional mencapai sekitar Rp 9 miliar.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
FADLI ZON - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025). Ia mengungkap anggaran untuk penulisan ulang sejarah nasional mencapai sekitar Rp 9 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon mengatakan, anggaran untuk penulisan ulang sejarah nasional mencapai sekitar Rp 9 miliar.

"Saya lupa anggarannya berapa, enggak banyak sih. Kalau tidak salah catatannya Rp 9 miliar," kata Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Fadli menjelaskan, proyek penulisan ulang sejarah tersebut dikerjakan oleh tim yang terdiri dari para akademisi lintas daerah dan perguruan tinggi.

"Ada 113 sejarawan ya, lebih dari 30-an perguruan tinggi dan juga para penulisnya dari Aceh sampai Papua," ujarnya.

Dia menegaskan, tujuan utama penulisan ulang ini adalah untuk menyusun sejarah nasional dengan pendekatan yang inklusif dan berpijak pada perspektif bangsa Indonesia.

Baca juga: Fadli Zon Tegaskan Tak Ada Istilah Sejarah Resmi dalam Penulisan Ulang Sejarah RI

"Jadi kita ingin sejarah ini ditulis secara inklusif dengan Indonesia sentris. Jadi perspektif Indonesia, kalau perspektifnya Belanda tidak ada penjajahan, ya mereka melihatnya beda," ujar Fadli.

Fadli mencontohkan, bagaimana peristiwa sejarah yang sama bisa diberi makna yang sangat berbeda tergantung dari sudut pandang yang digunakan.

"Misalnya agresi militer 1 dan agresi militer 2 kalau versi Belanda adalah aksi polisionil 1, aksi polisionil 2. Karena itu penertiban dari kekacauan pengacau keamanan," ucapnya.

Baca juga: Fadli Zon Sebut Penulisan Ulang Sejarah Sampai Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden 

"Bagi Belanda misalnya Bung Tomo itu adalah ekstremis teroris, bagi kita dia adalah seorang pahlawan nasional, pejuang yang hebat. Nah itulah yang namanya perspektif Indonesia atau Indonesia sentris," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved