Fakta Grup Inses 'Fantasi Sedarah' di Facebook: Anggota Tembus 32 Ribu Orang, Bikin DPR Geram
Grup inses dengan nama 'Fantasi Sedarah' viral di media sosial. Bahkan, anggota dari grup tersebut mencapai 32 ribu orang. DPR pun geram.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Sri Juliati
Dia mengkhawatirkan adanya tindak pidana kekerasan seksual jika grup itu tidak diusut.
"Kalau tidak kita hentikan dan sampai fantasinya jadi kenyataan. Ini akan menyebabkan pidana kekerasan seksual yang luar biasa menghancurkan korban."
"Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian," tuturnya.
Sahroni pun menegaskan agar pelaku hubungan sedarah atau inses tidak diberi ruang seperti di media sosial maupundi kehidupan sehari-hari.
Dia meminta jika masyarakat mengetahui adanya pelaku inses agar segera dilaporkan ke kepolisian demi menghindari terjadinya kekerasan seksual.
"Kalau ada yang tahu di sekitarnya menyimpang seperti ini, wajib dilaporkan. Dengan maraknya kasus kekerasan seksual belakangan ini, saya yakin sudah waktunya kita juga melakukan tindakan pencegahan yang lebih ganas," tegasnya.
Kasus Inses di Medan

Kasus terkait inses pun sempat terjadi beberapa waktu lalu di Medan, Sumatra Utara (Sumut), ketika ada bayi tewas dan dikirimkan lewat paket ke driver ojek online (ojol).
Bayi tersebut merupakan hasil hubungan sedarah atau inses dari kakak beradik yaitu pelaku laki-laki berinisial RD dan pelaku perempuan berinisial NH.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, menuturkan kronologi kasus ini berawal ketika NH mengandung bayi tersebut sejak Januari 2025.
Kemudian, pelaku melahirkan bayi tersebut secara prematur dan tanpa bantuan tenaga medis.
"Diketahui hamil Januari 2025. Pengakuan si perempuan, dia melahirkan di Barak Tambunan Sicanang Belawan dengan cara lahiran sendiri dan membersihkan sendiri," jelas Ferry pada Jumat (9/5/2025), dikutip dari Tribun Medan.
Setelah dilahirkan, Ferry mengatakan bayi tersebut itu sempat sakit pada Rabu (7/5/2025) dan dibawa ke RS Delima di kawasan Simpang Martubung.
Menurut diagnosa dokter, bayi tak berdosa tersebut kekurangan gizi lantaran lahir prematur.
Alhasil, NH diminta oleh dokter agar bayi itu dirawat di RS Pringadi Medan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.