Jumat, 3 Oktober 2025

DPR Ingatkan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Harus Libatkan Semua Stakeholder

Cucun merespons soal rencana pemerintah yang disampaikan Menteri Kebudayaan yang akan menulis ulang sejarah bangsa Indonesia.

Tribunnews.com/Ibriza
SEJARAH INDONESIA - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal merespons soal rencana pemerintah yang disampaikan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon yang akan menulis ulang sejarah bangsa Indonesia.

Kata Fadli Zon, penulisan ulang sejarah itu dimungkinkan akan rampung pada Agustus 2025 ini.

Merespons hal itu, Cucun menyatakan, DPR RI menyambut baik apa yang menjadi gagasan dari pemerintah.

"Ya yang pasti kalau membuat gagasan apa-apa misalkan pak menteri kebudayaan kemarin bagus ya, contoh satu yang saya apresiasi bahwa salah satu sektor aja kita ini kan kaya dengan beragam bahasa," kata Cucun saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Kata dia, terhadap rencana penulisan ulang sejarah ini juga akan menjadi penegasan pemahaman bagi anak bangsa.

Pasalnya kata dia, bukan tidak mungkin ada banyak peristiwa dan tokoh sejarah di masa lampau yang belum tertulis dalam catatan sejarah saat ini.

"Termasuk gagasan dan ide tentang misalkan reaktualisasi tentang bagaimana pemahaman bangsa kita jangan lupa terhadap sejarah," ujar dia.

Hanya saja menurut Cucun, dalam penulisan sejarah ini dipandang penting untuk melibatkan seluruh stakeholder.

Jangan sampai kata Cucun, ada suatu sektor yang terlupa untuk tertulis sejarahnya.

"Kalau misalkan tujuannya itu baik dan selalu melibatkan semua stake holder itu kita sangat apresiasi silakan misalkan disisi mana yang lebih toh ini harus ditonjolkan misalkan tentang sejarah tentang bahasa indonesia ada yang perlu diluruskan atau misalkan ada poin poin baru yang belum tertulis," ucap dia.

Dalam momen ini, Waketum PKB itu lantas menyinggung soal adanya peringatan hari Santri di setiap bulan Oktober.

Kata dia, dalam peringatan hari Santri, dimungkinkan tidak banyak yang mengetahui siapa saja sosok-sosok yang memiliki sejarah dalam menciptakan peringatan tersebut.

"Jangan kami teriak-teriak hari Santri Nasional padahal itu ya di dalam sejarah nasional itu dulu mungkin penulisnya belum tercatat siapa, aktor-aktor dibalik sebelum terjadinya 10 November di Surabaya," ucapnya.

"Nah saya setuju dan sepakat jadi jangan ada andil kiprah dari semua anak bangsa ini yang dulu berjuang untuk kemerdekaan yang tidak tercatat. Bangsa kita bangsa yang sangat menghargai jasa para pahlawan dan jasa itu harus dicatat dalam sejarah republik kita," tukas Cucun.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved