Minggu, 5 Oktober 2025

Jawaban Sutiyoso atas Permintaan Maaf Hercules: Saya Hormati, tapi Minta Maaf Juga ke Jenderal Gatot

Eks Gubernur Jakarta, Letjen Purn Sutiyoso memaafkan Ketua ormas GRIB Hercules, tetapi ia juga minta Hercules minta maaf ke Jenderal Gatot Nurmantyo.

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Prasetyo
TribunJakarta.com
SUTIYOSO DAN HERCULES - Kolase foto eks Gubernur Jakarta, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso di Menteng, Jakarta, Jumat (19/1/2024) (kanan), dan Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal, di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/6/2023) (kiri). Sutiyoso dan Hercules berseteru terkait dengan wacana revisi UU Ormas, tetapi kini mereka sudah berdamai. 

Gatot mengecam aksi Hercules bersama GRIB selama ini yang dianggap lebih sebagai kelompok preman dibanding ormas.

Ia bahkan mempertanyakan di mana otak Hercules atas semua perkataannya dan aksinya bersama kelompok GRIB.

"Ingat kau dulu DPO, kau bisa ke Jakarta pakai apa. Sudah purnawirawan juga yang bawa kau ke sini," kata Gatot sambil menunjuk ke arah kamera.

"Kok ngomong seenaknya kayak begitu. Tidak sopan. Sudah Jadi Raja Kau?" tegas Gatot.

Mantan KSAD itu juga menyebut bahwa Hercules adalah seorang preman yang mengenakan pakaian ormas.

"Kamu itu adalah preman yang memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan bahwa kau itu preman," tuturnya.

Gatot memberikan contoh, salah satunya soal dukungan GRIB kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

"Di Jawa Barat kau mengatakan kalau ingin didukung oleh GRIB, pertama mencintai dulu GRIB, baru mencintai rakyat. Pakai dong otakmu!" kata Gatot.

Menurut Gatot, gubernur, bupati, wali kota harus mencintai rakyat terlebih dahulu karena mereka mendapat mandat dari rakyat dan yang memilih adalah rakyat.

"Yang kedua, Ini yang membuat saya marah. Kejadian di Depok. Polisi itu adalah alat negara, yang melaksanakan ketertiban demi masyarakat. Ketika akan menangkap, dilawan dikepung. Negara apa ini? Alat negara, mobilnya dibakar lagi," ujar Gatot.

"Kalau saya diam, orang akan menyangka bahwa polisi sudah tidak ada. Kalahnya sama preman. Ini bahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gatot.

(Tribunnews.com/Rakli)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved