Kamis, 2 Oktober 2025

Mutasi dan Promosi di TNI

Jenderal Agus Dianggap Tidak Perlu Diganti usai Kisruh Mutasi Letjen Kunto: Potensi TNI Tak Stabil

Jenderal Agus dinilai tidak perlu diganti setelah kisruh terkait mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo. Jika terjadi, maka menimbulkan ketidakstabilan TNI.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto diambil sumpahnya saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Jenderal Agus dinilai tidak perlu diganti setelah kisruh terkait mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo. Jika terjadi, maka menimbulkan ketidakstabilan TNI. Hal ini disampaikan oleh pengamat militer dari ISESS, Khairul Fahmi pada Selasa (6/5/2025). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Dia mengatakan Jenderal Agus masih menjalankan fungsi-fungsi operasional secara normatif.

Sehingga, Khairul menganggap jika Prabowo benar-benar mengganti Jenderal Agus karena desakan segelintir orang seperti Hasanuddin, maka justru akan menimbulkan ketidakstabilan di tubuh TNI.

"Saya kira Presiden Prabowo akan melihat situasi ini secara jernih, karena mengganti pejabat tidak selalu bisa dijadikan solusi instan atas kegaduhan," tuturnya.

Namun, Khairul mengingatkan jika memang perlu adanya penyegaran di level perwira tinggi (pati) seperti Panglima TNI, maka Prabowo perlu mempersiapkan dengan cermat dan kalkulasi matang.

Dia berharap orang yang mampu menggantikan Jenderal Agus jika memang diganti adalah sosok yang memiliki visi pertahanan modern, semangat reformasi, hingga rekam jejak kepemimpinan lintas matra.

"Kalaupun dinilai perlu penyegaran, maka penggantiannya pasti akan disiapkan dengan cermat dan kalkulasi yang matang agar menjadi momentum korektif."

"Dan mestinya merupakan sosok yang pernah atau sedang menjabat kepala staf angkatan, yang dipandang paling mampu menjembatani visi pertahanan modern dengan semangat reformasi, memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik, serta rekam jejak kepemimpinan lintas matra yang dapat menjaga stabilitas internal," pungkasnya.

Jenderal Agus Disebut Harus Diganti karena Dianggap Gampang Diintervensi

Sebelumnya, Hasanuddin menilai Jenderal Agus Subiyanto tidak layak lagi menjadi Panglima TNI buntut polemik mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo.

TB Hasanuddin menganggap Jenderal Agus mudah diintervensi oleh pihak dari luar TNI terkait keputusan-keputusan strategis yang dilakukannya seperti mutasi Letjen Kunto.

"Kalau saya lihat pimpinan TNI ini sudah tidak efektif lagi. Mengapa? Jadi mudah diintervensi, mudah dikendalikan, dan bukan oleh presiden tetapi oleh orang di luar kapasitas."

"Kalau misalnya orang sipil bisa mengendalikan Panglima TNI, matilah kita," katanya dikutip dari program Sapa Indonesia Pagi di YouTube Kompas TV, Senin (5/5/2025).

Baca juga: Kisruh Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo, Pengamat: Ada Potensi Matahari Kembar dalam Isu Ini

Hasanuddin mengungkapkan tidak layaknya Jenderal Agus menjadi Panglima TNI ditambah ketika memberikan pernyataan terkait polemik revisi UU TNI yang dinilai publik dapat membangkitkan dwifungsi kembali layaknya di era Orde Baru.

Namun, bukannya membantah, Jenderal Agus justru mengungkapkan bahwa TNI telah menjadi institusi multifungsi setelah adanya revisi UU TNI.

Hasanuddin menilai ketika Jenderal Agus tidak segera dicopot jabatannya sebagai Panglima TNI, maka akan semakin banyak kebijakan hingga pernyataan yang kontraproduktif ke depannya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved