Selasa, 7 Oktober 2025

Beda Cara dengan Dedi Mulyadi soal Tangani Siswa Nakal, Pramono Pilih Sediakan Ruang Berekspresi

Tak setuju untuk kirim siswa nakal ke barak militer seperti Dedi Mulyadi, Gubernur Jakarta Pramono Anung akui Jakarta memiliki kebijakan sendiri.

KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
PENANGANAN SISWA NAKAL - Gubernur Jakarta Pramono Anung menunggu bus TransJakarta di Halte Taman Suropati. Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku tak akan mengikuti kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menjadikan barak militer sebagai sarana untuk mendidik para siswa-siswa nakal. Pramono menegaskan bahwa Jakarta memiliki kebijakan sendiri dalam menangani masalah siswa-siswa nakal ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku tak akan mengikuti kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menjadikan barak militer sebagai sarana untuk mendidik para siswa-siswa nakal.

Pramono menegaskan bahwa Jakarta memiliki kebijakan sendiri dalam menangani masalah siswa-siswa nakal ini.

"Jakarta punya kebijakan sendiri," kata Pramono dilansir WartaKotalive.com, Jumat (2/5/2025).

Meski demikian Pramono tak menjelaskan detail kebijakan yang akan diambil untuk menangani siswa bermasalah di Jakarta.

Namun sebelumnya Pramono sempat menyinggung, soal maraknya aksi tawuran di Jakarta yang kerap melibatkan anak-anak muda.

Menurut Pramono, tawuran anak-anak muda ini bukan semata persoalan kriminalitas, tetapi juga karena minimnya ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan energi dan ekspresi mereka.

Untuk itu Pramono lebih memilih menyediakan ruang atau tempat untuk anak-anak muda ini bisa bebas berekspresi.

Agar anak-anak muda ini bisa menyalurkan energi dan ekspresi mereka ke arah yang lebih positif.

"Anak-anak muda yang energinya berlebihan ini memerlukan tempat untuk berekspresi," ucap Pramono saat ditemui di Hutan Lindung Angke Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025).

Sebagai solusi, Pramono akan membuka taman-taman di Jakarta selama 24 jam.

Pramono menilai langkah ini bisa menjadi sarana positif untuk meredam potensi konflik antarpemuda.

Baca juga: 39 Siswa SMP di Purwakarta Jalani Pendidikan Militer, Dedi Mulyadi Ingin Kurangi Kenakalan Pelajar

Dikawal Dedi Mulyadi, Siswa Jalani Pendidikan Militer di Barak TNI Purwakarta

Program pendidikan militer bagi siswa SMA/SMK sederajat yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dimulai pada, Kamis (1/5/2024).

Wilayah pertama yang melaksanakan pendidikan militer tersebut adalah Kabupaten Purwakarta, Jabar.

Lokasi pendidikan militer di Purwakarta berada di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari.

Para siswa dikabarkan akan mendapatkan pendidikan militer selama 14 hari.

Dalam unggahan akun Instagram sang Gubernur Jabar, pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu terlihat hadir dalam proses pemberangkatan para siswa menuju barak TNI.

Para siswa tampak diangkut menggunakan bus berwarna abu-abu tua bersama prajurit tentara.

"Mereka akan mengikuti pendidikan (militer), rata-rata mereka (pernah terlibat) tawuran, merokok, bahkan ada yang memakai narkoba," kata Dedi Mulyadi.

KDM juga terlihat hadir dalam sesi pembekalan di aula sebelum para siswa dilepas oleh orang tua mereka.

Salah satu orang tua siswa kelas 9 SMP menceritakan bahwa anaknya mengikuti pendidikan militer karena pernah terlibat dalam tawuran.

Baca juga: Dedi Mulyadi Didukung Ortu Siswa, Harap Anak Nakalnya Jadi Baik lewat Gemblengan Pendidikan Militer

Berdasarkan pantauan, terlihat terdapat 40 siswa yang mengikuti pendidikan militer pertama ini.

Para siswa berkumpul dengan posisi duduk berbaris berkelompok sambil menunggu instruksi dari anggota TNI.

Peserta memakai kemeja putih, celana hitam, dan rompi hitam.

Selain itu, terlihat juga para orang tua yang mengantarkan anak-anaknya masuk ke barak.

Baca juga: Pimpinan Komisi X DPR Kritik Rencana Dedi Mulyadi Soal Kirim Siswa ke Barak Militer 

Salah satu orang tua siswa, Elly, berharap perilaku anaknya bisa berubah lebih baik setelah mengikuti pendidikan militer gagasan Dedi Mulyadi tersebut.

"Anak saya sering bolos dan susah dinasihatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik. Terima kasih, Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut," ujar Elly, Kamis.

Elly juga mengungkapkan bahwa ia sudah menyiapkan berbagai perlengkapan sejak jauh hari, seperti seragam, alat tulis, pakaian olahraga, hingga perlengkapan mandi dan ember.

"Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik," katanya.

Baca juga: Jawa Barat Terapkan Wajib Militer untuk Pelajar Mulai Hari Ini, TNI Jemput Remaja Nakal ke Rumah

Rangkaian Kegiatan

Sementara itu, Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa hari pertama diisi dengan pemeriksaan kesehatan dan psikologi, sebelum mereka menjalani rutinitas harian, seperti salat berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi.

"Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak," ungkap Roni.

Roni menyebutkan bahwa materi pelatihan disusun secara kolaboratif oleh TNI, Polri, pemerintah daerah, dinas sosial, serta psikolog anak. 

"Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak," terangnya.

Program ini, kata Roni, diharapkan melahirkan generasi muda yang disiplin, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Tidak Memasukkan ke Barak Militer, Begini Cara Pramono Anung Hadapi Siswa Bermasalah di Jakarta.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nina Yuniar)(WartaKotalive.com/Irwan Wahyu Kintoko)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved