Hasan Nasbi Mundur
Golkar Akui Hasan Nasbi Jarang Bertemu Prabowo saat Masih Jabat Kepala PCO: Harusnya Melekat
Golkar mengakui bahwa Hasan Nasbi saat masih menjadi Kepala PCO jarang bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Padahal, seharusnya melekat.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengakui Hasan Nasbi jarang bertemu Presiden Prabowo Subianto selama masih menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
Hasan Nasbi diketahui telah mengumumkan mundur sebagai Kepala PCO pada Selasa (29/4/2025).
Doli mengatakan jarangnya Hasan Nasbi bertemu Prabowo bertolak belakang dengan tugasnya sebagai juru bicara (jubir) Presiden.
"Saya memang mengetahui Saudara Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, memang sangat jarang ketemu Pak Presiden."
"Padahal, seharusnya, yang namanya juru bicara itu harus melekat day-to-day, minute-to-minute, second-to-second, harus dengan Pak Presiden. Karena dia adalah speaker atau corong apa yang dalam pikiran, hati, apa yang diucapkan oleh Presiden," jelasnya dikutip dari program Kompas Petang yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, Selasa (29/4/2025).
Doli menjelaskan tugas juru bicara hanyalah menyampaikan kebijakan atau pernyataan yang akan disampaikan oleh Presiden.
Dia mengungkapkan seorang juru bicara dilarang untuk menganalisis atau membuat asumsi sendiri terkait arah kebijakan pemerintahan.
"Yang namanya juru bicara Presiden itu cuma menyampaikan. Tidak boleh menganalisis apa yang diucapkan (Presiden), apalagi yang dipikirkan, apalagi buat asumsi," jelasnya.
Baca juga: Kriteria Kepala PCO Baru Pengganti Hasan Nasbi, Jubir Prabowo Singgung soal Simpati dan Empati
Analisis Pengamat: Hasan Nasbi Diduga Tak Dekat dengan Prabowo
Sementara, ada dugaan mundurnya Hasan Nasbi lantaran tidak memiliki kedekatan dengan Prabowo.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi.
Burhanudin pun menilai pernyataan Hasan Nasbi soal 'kepala babi dimasak saja' saat ramai teror ke kantor Tempo bukanlah faktor utama dirinya mundur sebagai Kepala PCO.
Pasalnya, pernyataan itu sempat dibantah sendiri oleh Hasan Nasbi bahwa perkataannya tersebut bukanlah sebuah blunder.
Dia menuturkan, pernyataan tersebut sempat disampaikan Hasan Nasbi dalam beberapa siniar atau podcast.
"Artinya ini (mundur dari Kepala PCO) di luar soal blunder (kepala babi), apalagi Saudara Hasan Nasbi sempat mengatakan bukan seperti yang dipahami banyak orang berkaitan dengan viral 'kepala babi'."
"Bahkan, beliau terkesan mengatakan itu bukan blunder, katanya," ujar Burhanudin, dikutip dari YouTube metrotvnews, Selasa (29/4/2025).
Sehingga, Burhanudin menduga mundurnya Hasan Nasbi lantaran tidak memiliki kedekatan dengan Prabowo.
Menurutnya, ada jarak antara Hasan dengan Prabowo sehingga jarang tampil dalam satu kesempatan yang sama.
"Saya kira ada persoalan lain yang menyebabkan dirinya sepertinya merasa tidak lagi mampu untuk menjadi Kepala PCO."
"Salah satunya mungkin, yang saya lihat, itu Saudara Hasan Nasbi, meski menjadi Kepala Komunikasi Kepresidenan, tetapi sepertinya ada semacam jarak sehingga (Hasan Nasbi) tidak bisa langsung mendampingi (Prabowo) seperti yang kita asumsikan selama ini," bebernya.
Burhanudin lantas membandingkan juru bicara (jubir) di era sebelum Presiden Prabowo yang menurutnya selalu memiliki kedekatan.
Selain itu, dia juga menduga mundurnya Hasan Nasbi lantaran adanya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) terkait jubir di era kepemimpinan Prabowo dengan presiden sebelumnya yang berbeda.
"Sepertinya ada semacam portofolio yang berbeda antara tugas jubir presiden seperti di masa SBY dengan PCO di era Prabowo."
"Mungkin itu yang membuat Hasan Nasbi merasa di luar kemampuan dirinya dan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri," tuturnya.
Analisis serupa juga disampaikan oleh analis komunikasi politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo.
Menurutnya, salah satu momen tidak dekatnya Hasan Nasbi dan Prabowo ketika dirinya tidak secara langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Diketahui, Hasan Nasbi menyebut surat pengunduran dirinya sebagai Kepala PCO justru diserahkan ke Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi.
"Ada gap yang kemudian menurut saya menunjukkan ada masalah yang mendasar antara komunikasinya PCO dengan Presiden sendiri."
"Bagaimana surat pengunduran dirinya kan dititipkan ke Teddy dan Pak Prasetyo Hadi, bukan langsung ke Pak Prabowo. Harusnya sebagai PCO dan koordinator jubir, dia harusnya punya akses langsung ke Pak Prabowo," kata Kunto.
Alasan Hasan Nasbi Mundur: Ada Masalah yang Tidak Bisa Ditangani
Sebelumnya, Hasan Nasbi mengumumkan telah mundur sebagai Kepala Komunikasi Kantor Kepresidenan (PCO) pada Selasa (29/4/2025).
Kabar ini diketahui lewat unggahan dirinya di akun Instagram @totalpolitik, Selasa.
Dalam video tersebut, Hasan memperlihatkan aktivitas terakhirnya sebagai juru bicara Presiden Prabowo Subianto yang dilakukannya pada Senin (21/4/2025) lalu.
"Teman-teman semua, hari Senin tanggal 21 April 2025 adalah hari terakhir saya menjalani aktivitas di Kantor Komunikasi Kepresidenan."
"Itu sebabnya hari itu diabadikan. Saya meminta adik-adik dari Total Politik untuk mendokumentasikan aktivitas terakhir saya," katanya dalam video tersebut.
Dia juga membeberkan alasan mundurnya sebagai Kepala PCO. Ia mengatakan dirinya sudah mengungkapkan alasannya mundur di beberapa siniar atau podcast, yaitu ada pekerjaan atau masalah yang tidak bisa ditangani olehnya.
Namun, Hasan tidak menjelaskan secara detail pekerjaan atau masalah yang tidak bisa ditangani tersebut.
"Sudah pernah saya sampaikan kepada khalayak dalam beberapa tayangan podcast kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh."
"Kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," katanya.
Hasan juga mengatakan surat pengunduran dirinya sebagai Kepala PCO sudah diserahkan ke Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi.
"Surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet," jelasnya.
Hasan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan kepercayaan kepadanya sebagai Kepala PCO di Kabinet Merah Putih.
Dia mengungkapkan kesempatan yang diberikan Prabowo kepadanya adalah suatu kehormatan dan kebanggaan baginya.
"Tapi saya harus juga meminta maaf kepada beliau jika selama memberikan pelayanan kepada Presiden masih jauh dari yang beliau harapkan dan teman-teman," katanya.
Kendati demikian, Hasan mengatakan jika pemerintah masih membutuhkan dirinya untuk proses transisi di Kantor PCO, maka ia mengaku siap.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.