Hari Pendidikan Nasional
Contoh Pidato Singkat Guru untuk Rayakan Peringatan Hardiknas 2025
Berikut contoh pidato guru untuk peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. cocok dibacakan saat upacara perayaan Hardiknas.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh pidato peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025.
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap satu tahun sekali di Indonesia.
Mengutip dari kemdikbud.go.id, pada tahun ini Hari Pendidikan Nasional diperingati dengan tema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua".
Hari Pendidikan Nasional tahun 2025 jatuh pada Jumat, 2 Mei 2025, mendatang.
Tanggal 2 Mei 2025 ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional karena bertepatan dengan hari kelahiran pahlawan Nasional Bangsa yang juga disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
Ki Hadjar Dewantara memiliki peran yang sangat besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Karena, dia adalah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia yang juga dikenal sebagai pendiri pendidikan Taman Siswa.
Pemerintah menetapkan Hari Pendidikan Nasional sebagai hari nasional sejak 16 Desember 1959, melalui Keppres No. 316 Tahun 1959, namun Hardiknas tidak masuk dalam daftar hari libur nasional.
Umumnya untuk merayakan Hardiknas, sekolah-sekolah akan melaksanakan upacara.
Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2025: Sejarah, Tema dan Logo Hardiknas 2025, Beserta Link Download
Contoh Pidato Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025
Contoh Pidato 1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati,
Bapak/Ibu Guru yang saya banggakan,
Serta seluruh civitas sekolah yang saya cintai.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita diberi kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2025.
Tema tahun ini, "Pendidikan Berkualitas untuk Indonesia Emas 2025,Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua" adalah pengingat bahwa peran guru sangat vital dalam menciptakan generasi unggul masa depan. Guru bukan sekadar pengajar, tapi pembentuk karakter, penjaga nilai-nilai, dan pembuka jalan bagi cita-cita anak bangsa.
Bapak dan Ibu Guru,
Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat — kurikulum yang dinamis, tuntutan digitalisasi, dan ragam tantangan sosial — Anda semua tetap berdiri teguh, mendidik dengan hati, membimbing dengan teladan.
Hari ini, izinkan saya mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua dedikasi, kesabaran, dan cinta yang telah Bapak/Ibu curahkan untuk siswa-siswi kita. Tidak mudah menjadi guru, tapi Anda memilih jalan pengabdian yang mulia.
Mari kita terus saling menguatkan, saling mendukung, dan terus belajar, demi menciptakan pendidikan yang benar-benar membebaskan dan memanusiakan anak-anak kita.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025.
Teruslah menjadi cahaya bagi generasi masa depan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: 5 Pidato tentang Kebersihan Lingkungan Sekolah Singkat
Contoh Pidato 2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati rekan-rekan guru,
Yang saya banggakan sahabat seperjuangan dalam dunia pendidikan.
Hari ini, di Hari Pendidikan Nasional 2025, saya ingin mengajak kita semua sejenak merenung. Tema kita tahun ini adalah: "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua" Sebuah cita-cita besar yang tidak akan tercapai tanpa kehadiran guru-guru yang hebat — seperti Anda semua.
Menjadi guru bukan hanya soal mengajar di kelas. Kita adalah pendengar, pengarah, sekaligus pembuka harapan bagi siswa-siswi kita. Dalam kesunyian, kita menyiapkan rencana pembelajaran. Dalam diam, kita menanggung beban batin dari siswa yang tak mampu bersuara. Dalam keterbatasan, kita tetap berusaha memberi yang terbaik.
Mungkin kita tidak selalu mendapat sorotan. Tapi percayalah, setiap huruf yang kita ajarkan, setiap nilai yang kita tanamkan — akan tumbuh menjadi perubahan besar di masa depan.
Mari kita jaga semangat ini. Mari kita terus belajar, saling mendukung, dan tidak pernah lelah mencintai profesi kita.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025.
Untuk semua guru di seluruh Indonesia, Terima kasih telah menjadi lentera di tengah zaman.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: 6 Lagu Wajib Nasional yang Cocok untuk Upacara Hardiknas 2025
Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli RM Suwardi Suryaningrat.
Ia lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ki Hadjar Dewantara melanjutkan pendidikan di STOVIA.
Sayangnya karena sakit, ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan dan bekerja menjadi seorang wartawan.
Ia bekerja menjadi wartawan di beberapa media surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda.
Pada masa kolonialisme Belanda, Ki Hadjar Dewantara dikenal karena keberaniannya menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa itu, pendidikan hanya diperuntukan bagi anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi saja.
Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, karena kritikya tersebut, ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Kemudian mereka bertiga dikenal sebagai tokoh "Tiga Serangkai".
Lalu setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara berinisiatif mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman siswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Ketika mendirikan Taman siswa sekaligus mengajar di sekolah tersebut, Ki Hajar Dewantara menciptakan tiga semboyan bagi para guru atau pengajar.
Semboyan yang ia buat terdiri dari tiga poin yang ditulis dalam bahasa Jawa.
Semboyan tersebut diciptakan sebagai pedoman bagi guru atau pengajar saat membimbing murid-muridnya dalam hal pembelajaran.
Semboyan tersebut adalah "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani".
Semboyan tersebut jika diartikan menjadi "di depan menjadi contoh atau panutan, di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan, di belakang memberikan semangat atau dorongan".
Hingga kini, semboyan dari Ki Hadjar Dewantara tersebut masih digunakan di kalangan pendidikan Indonesia.
Kemudian Ki Hadjar Dewantara juga sempat diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959.
Maka untuk menghormati jasanya terhadap dunia pendidikan, pemerintah kemudian menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1959.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.