Hari Pendidikan Nasional
Semangat Hari Pendidikan Nasional: Lembaga Pendidikan Non Formal Ikut Berperan
Selain lembaga pendidikan formal, sektor pendidikan non formal seperti bimbingan belajar pun memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Setiap tahun, Hari Pendidikan Nasional menjadi momen penting untuk merenungkan sejauh mana perjalanan pendidikan di Indonesia.
Hari Pendidikan Nasional seharusnya bukan sekadar perayaan seremonial, tapi menjadi pengingat akan pentingnya akses pendidikan yang merata, bermutu, dan relevan untuk seluruh anak bangsa.
Di tengah arus perkembangan zaman, pendidikan di Indonesia terus bergerak maju, berusaha meningkatkan kualitas di setiap lini.
Di tengah upaya meningkatkan mutu, tantangan baru pun bermunculan.
Berbagai regulasi, perubahan kurikulum, hingga ritme pembelajaran yang terus bergerak dinamis, kerap membuat siswa merasa kebingungan.
Tidak jarang, semangat belajar harus berhadapan dengan tumpukan aturan yang sulit dipahami.
Dalam situasi seperti ini, bimbingan belajar hadir sebagai jembatan yang membantu siswa melewati derasnya arus perubahan.
Dengan menyediakan materi yang relevan, terstruktur, dan mudah dipahami, bimbel memastikan siswa dapat tetap fokus pada inti pembelajaran yang mereka butuhkan.
Tanpa harus dipusingkan mencari-cari informasi, siswa tinggal menerima pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan matang, bekal yang dirancang untuk membuat mereka melangkah lebih percaya diri di dunia pendidikan yang terus berkembang.
Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, sebagai bentuk penghargaan kepada Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan nasional Indonesia.
Lahir pada masa kolonial, Ki Hadjar memperjuangkan hak setiap anak bangsa untuk memperoleh pendidikan yang setara, menentang keras ketidakadilan sistem pendidikan kolonial yang hanya berpihak pada golongan tertentu.
Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2025: Mendiktisaintek Tekankan Pendidikan Tinggi Berdampak untuk Masyarakat
Melalui Taman Siswa, ia mewujudkan mimpi besarnya yaitu pendidikan untuk semua, tanpa diskriminasi.
Semangat yang diperjuangkan Ki Hadjar Dewantara itu terasa begitu relevan dengan tantangan pendidikan Indonesia masa kini.
Jika pada masa lalu persoalan terletak pada siapa yang boleh mengenyam pendidikan, hari ini tantangan kita bergeser tentang bagaimana memastikan bahwa setiap anak di pelosok negeri mendapatkan informasi pendidikan yang sama, setara, dan berkualitas.
Dalam era yang serba cepat ini, informasi menjadi kunci. Namun, ketimpangan akses terhadap informasi pendidikan masih menjadi masalah nyata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.