Sabtu, 4 Oktober 2025

Hari Pendidikan Nasional

Contoh Pidato Singkat Guru untuk Rayakan Peringatan Hardiknas 2025

Berikut contoh pidato guru untuk peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. cocok dibacakan saat upacara perayaan Hardiknas.

Laman resmi Mendikdasmen
LOGO HARDIKNAS 2025 - Foto ini diambil dari laman resmi Mendikdasmen pada Minggu (26/4/2025). Berikut contoh pidato untuk peringatan Hardiknas 2025. 

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ki Hadjar Dewantara melanjutkan pendidikan di STOVIA.

Sayangnya karena sakit, ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan dan bekerja menjadi seorang wartawan.

Ia bekerja menjadi wartawan di beberapa media surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda.

Pada masa kolonialisme Belanda, Ki Hadjar Dewantara dikenal karena keberaniannya menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda.

Pada masa itu, pendidikan hanya diperuntukan bagi anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi saja.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, karena kritikya tersebut, ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.

Kemudian mereka bertiga dikenal sebagai tokoh "Tiga Serangkai".

Lalu setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara berinisiatif mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman siswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.

Ketika mendirikan Taman siswa sekaligus mengajar di sekolah tersebut, Ki Hajar Dewantara menciptakan tiga semboyan bagi para guru atau pengajar.

Semboyan yang ia buat terdiri dari tiga poin yang ditulis dalam bahasa Jawa.

Semboyan tersebut diciptakan sebagai pedoman bagi guru atau pengajar saat membimbing murid-muridnya dalam hal pembelajaran.

Semboyan tersebut adalah "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani".

Semboyan tersebut jika diartikan menjadi "di depan menjadi contoh atau panutan, di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan, di belakang memberikan semangat atau dorongan".

Hingga kini, semboyan dari Ki Hadjar Dewantara tersebut masih digunakan di kalangan pendidikan Indonesia.

Kemudian Ki Hadjar Dewantara juga sempat diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959.

Maka untuk menghormati jasanya terhadap dunia pendidikan, pemerintah kemudian menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1959.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved