Rabu, 1 Oktober 2025

Teror Kepala Babi

Wakil Ketua Komisi XIII DPR: Jubir Istana Hasan Nasbi Arogan dan Miskin Etika

Selain menghina media, Andreas menyebut pernyataan Hasan Nasbi nirempati dan tak menghormati hak asasi manusia (HAM). 

Penulis: Fersianus Waku
ISTIMEWA
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Andreas Hugo Pareira 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, mengkritik pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang menanggapi teror pengiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo dengan pernyataan yang dinilai tidak pantas. 

Andreas menilai, respons Hasan menunjukkan sikap yang tidak beretika dan tidak menghormati kebebasan pers.

"⁠Respons jubir istana yang menyuruh agar kepala babi tersebut dimasak adalah arogan yang berbau penghinaan terhadap media. Tidak pantas seorang Jubir yang merepresentasikan suara istana berkata demikian," kata Andreas kepada wartawan pada Senin (24/3/2025).  

Selain menghina media, Andreas menyebut pernyataan Hasan Nasbi nirempati dan tak menghormati hak asasi manusia (HAM). 

“Konstitusi kita mengatur negara menjamin hak atas pekerjaan yang layak bagi setiap warganya. Layak di sini artinya termasuk dari sisi kenyamanan dan keamanan. Dan jaminan atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Panggil Anggota Kabinet Gerindra ke Istana, Minta Perbaiki Cara Komunikasi ke Masyarakat

Andreas menegaskan, pengiriman paket kepala babi kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana, atau yang akrab disapa Cica serta bangkai tikus, tidak bisa dianggap sebagai kejadian biasa. 

Dia menilai bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk intimidasi yang bertujuan membungkam pers.

"Tindakan ini bisa disebut sebagai bentuk teror yang bertujuan untuk membungkam media massa,” tegas Andreas. 

Andreas menegaskan, pemerintah seharusnya mengambil sikap serius terhadap upaya intimidasi terhadap pers, bukan justru meremehkan.

"Pernyataan yang dianggap bercanda atau meremehkan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap komitmen pemerintah dalam melindungi kebebasan pers," ucapnya.

Baca juga: Komite Keselamatan Jurnalis Laporkan Teror Terhadap Tempo ke Komnas HAM

Andreas menilai sikap Hasan Nasbi justru dapat memperburuk citra pemerintah dalam menjamin perlindungan terhadap jurnalis. 

"Apa yang disampaikan Hasan Nasbi mencerminkan sikap yang miskin etika dan tidak pantas diucapkan oleh pejabat negara," ungkapnya.

Dia pun meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus teror terhadap Tempo agar insiden serupa tidak terulang.

“Respons dan ketegasan dari negara juga penting. Karena jika aparat dan pemerintah mengabaikannya, publik justru akan bertanya-tanya ada isu apa di balik teror kepada media ini,” ucap Andreas. 

Sebelumnya, Hasan Nasbi menanggapi insiden teror kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo dengan pernyataan yang menuai kritik. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved