Minggu, 5 Oktober 2025

VIDEO Kala Bahlil Kenang Masa Kecilnya: Belajar Pakai Lampu Pelita, Kening-Hidung Sampai Hitam

"Tapi kesuksesan itu adalah milik seluruh anak-anak Indonesia dari Aceh sampai Papua. "

Masa kuliahnya diwarnai dengan pengalaman unik.

Selain harus bertahan hidup dengan seadanya, Bahlil juga aktif dalam dunia aktivisme hingga beberapa kali harus berhadapan dengan aparat kepolisian.

Tak hanya itu, ia pernah bekerja sebagai loper koran.

"Pernah busung lapar karena makannya tidak ada, makan buah saja, mangga muda. Itu pernah saya rasakan."

"Saya banyak menceritakan ketika busung lapar orang tidak percaya," jelasnya.

Bahlil mengatakan dirinya selama berkuliah sering pulang pergi dari Jayapura ke kampungnya di Fakfak.

Kendaraan yang bisa ditempuh hanya memakai kapal laut selama 14 hari.

"Kalau dari Fakfak ke Jayapura itu naik kapal laut."

"Di mana kapal laut itu isinya ada kambing, ada ayam."

"Saya bergaul sama kambing sama ayam selama dua minggu. Baru tiba di Jayapura."

"Untung saja saya tidak tahu bahasa kambing dan ayam," candanya.

Dengan segala keterbatasan yang pernah ia alami, Bahlil ingin menegaskan satu hal kepada para santri: kesuksesan bukan hanya milik mereka yang lahir dari keluarga kaya atau pejabat.

"Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak orang kaya."

"Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak pejabat."

"Kesuksesan itu tidak hanya milik anak-anak ibu kota Jakarta dan kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak jenderal."

"Dan tidak juga kesuksesan itu hanya milik anak-anak anggota DPR," jelasnya.

"Tapi kesuksesan itu adalah milik seluruh anak-anak Indonesia dari Aceh sampai Papua. "

"Tidak mengenal dia miskin, dia kaya, dia yatim, dia orang kampung. Tidak ada batasnya," tuturnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved