Usai Sidang, Hasto Kristiyanto Peluk Erat Sang Istri, Bisikkan Sesuatu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tampak melepas rindu dengan sang istri, Maria Stefani Ekowati usai sidang perdana kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan yang menjeratnya.

Sidang itu digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).

Pantauan Tribunnews.com, Hasto yang hendak keluar ruang sidang Hatta Ali tampak dikerumuni awak media.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang mengenakan kaus warna hitam bertuliskan "#HastoTahananPolitik" menerobos kerumunan dan menepuk pundak Sekjen PDI Perjuangan itu.

Saat Hasto menengok dan menemukan orang yang menepuknya, dia pun langsung memeluk wanita berambut sepundak dan mengenakan kaca mata itu, yang diketahui merupakan saudara Hasto.

Pada momen ini, kedua bola mata Hasto terlihat berkaca-kaca. 

Apalagi saat Hasto bertemu istrinya, Maria Stefani, tepat setelah dia bertemu saudara wanitanya itu.

Baca juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bawa 17 Pengacara Hadapi Sidang Perdana, Siapa Saja?

Hasto dan istrinya tampak saling memeluk erat. Maria Stefani melabuhkan ciumannya di pipi kanan dan kiri sang suami yang beberapa waktu terakhir mendekam di rumah tahanan KPK.

Hasto sempat membisikkan sesuatu kepada sang istri. Namun, tidak diketahui apa yang diucapkan Sekjen PDI Perjuangan itu kepada Maria.

Selanjutnya, Hasto tampak memanggil nama sahabatnya yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan, "Mas Djarot."

Hasto langsung memeluk serta mencium pipi kanan dan kiri mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang tersenyum kepadanya.

Pertemuan yang terasa haru itu berlangsung sebentar. Hasto langsung digiring oleh sejumlah pihak keamanan menuju ke mobil tahanan KPK yang sudah menunggu di lobi gedung Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.

Dalam perjalanan menuju mobil, istri Hasto terlihat menempelkan tangannya di punggung sang suami.

Tangan Maria Stefani mengelus-elus punggung Hasto berkali-kali. Hal itu sepertinya dilakukan Maria untuk menguatkan sang suami yang tengah direnggut kemerdekaannya.