Di Hadapan Santri, Bahlil Ngaku Ikhtiar agar Subsidi LPG 3Kg Tepat Sasaran: Tak Boleh Ada yang Nakal
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengaku tengah berusaha keras mengatur tata kelola penjualan LPG 3 Kg agar tidak lagi ada kecurangan.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Ia kemudian menjelaskan, penjualN LPG 3Kg telah disubsidi pemerintah hingga mencapai Rp80 triliun setiap tahun.
Atas adanya subsidi itu, rakyat seharusnya hanya perlu membayar Rp14.500 atau Rp16.000 untuk membeli LPG 3Kg.
Mengetahui kecurangan itu, Bahlil mengaku tidak rela sebab ia pernah merasakan menjadi orang tak mampu.
"Jadi kita ini mengambil hak rakyat, suruh rakyat bayar lebih."
"Saya sebagai mantan orang miskin yang dibesarkan dalam keluarga yang susah, tidak rela ini terjadi," kata Bahlil dalam acara Indonesia Economic Summit di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia kemudian mengungkapkan kecurangan dalam penjualan gas melon. Pertama, ada yang satu tabungnya dijual tidak mencapai 3 Kg, hanya 2,7 Kg.
"Sumpah potong kucing bapak ibu semua, itu per tabung itu tidak sampai 3 Kg," ujar Bahlil.
Jika yang dijual per tabung hanya 2,7 kg, itu berarti kurang 10 persen dari total yang seharusnya didapat. Artinya, dari Rp87 triliun subsidi, ada Rp8,7 triliun yang tidak tepat sasaran.
Kecurangan berikutnya adalah elpiji 3 kilogram yang dioplos.
"LPG 3 Kg dioplos, baru dimasukkan ke tabung 12 Kg baru. Itu yang dibeli oleh industri."
"Kadang-kadang dibeli rumah makan dan hotel itu LPG dari hasil oplosan," ucap Bahlil.
Dengan asumsi 5 persen dari LPG 3Kg itu merupakan oplosan, Bahlil menyebut ada Rp4,3 triliun subsidi yang tidak tepat sasaran.
Pria yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan akan membenahi ini, memastikan setiap anggaran negara yang dikeluarkan lewat APBN harus sampai dan tepat sasaran di tangan rakyat.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Endrapta Ibrahim, Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.