Efisiensi Anggaran Dinilai Jadi Perbaikan Keuangan Negara, Bisa Dialokasikan ke Program Substantif
Instruksi efisiensi anggaran yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto melalui Inpres Nomor 1 tahun 2025 memantik sejumlah respons.
Menurut dia, kebijakan itu bisa meruntuhkan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.
"Hati gelisah selama mengikuti rapat. Secara tegas saya sampaikan anggaran yang tersisa mencerminkan sikap pemerintah terhadap kebudayaan dan peradaban bangsa."
"Kalau dipotong terus menerus Indonesia akan tiba pada keruntuhan kebudayaan dan peradaban bangsa," kata Mercy dalam keterangan yang diterima, Kamis (6/2/2025).
Esensi kebudayaan dijelaskan Mercy adalah ''Culture as a bridge for peace, development and welfare'' (kebudayaan adalah jembatan perdamaian, pembangunan dan kesejahteraan).
"Sementara banyak masyarakat adat terpinggirkan karena program-program pembangunan ekstraksi seperti tambang, minyak dan gas, industri lainnya," urai Mercy.
Ditambahkan Legislator dari Dapil Maluku tersebut, berbagai persoalan muncul dengan adanya permasalahan tersebut seperti lingkungan rusak, kemiskinan esktrem, konflik sosial dengan pendatang yang mencari kerja, dan sebagai berikut.
"Proses akulturasi dan revitalisasi budaya perlu mendapat perhatian serius," tambah Mercy.
Mercy menambahkan program-program yang berkaitan dengan urusan kebudayaan jangan direduksi hanya sekadar urusan selebrasi dan distribusi perlengkapan seni budaya semata.
"Masyarakat hukum adat kita harus diberdayakan dan dilindungi, mendapat akses yang setara dalam berbagai bidang kehidupan. Urusan kebudayaan substansinya adalah menempatkan masyarakat sebagai sentral pembangunan, dengan menjaga dan melestarikan keberagaman adat budaya sebagai kekuatan dan identitas bangsa," tandas Legislator PDIP itu.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Dennis Destryawan, Reza Deni) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.