Menhan Sjafrie dan Nakatani Bahas Transfer Teknologi Pertahanan Hingga Rencana Kunjungan PM Jepang
Setelah menyalami rombongan delegasi masing-masing, Sjafrie Sjamsoeddin dan Nakatani Gen kemudian masuk ke Aula Bhinneka Tunggal Ika (BTI) kantor Keme
"Jepang juga berpartisipasi menunjukkan keinginan untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam interoperabilitas kemudian juga penguatan kerjasama pertahanan," sambungnya.
Ketiga, terkait dengan penguatan pertukaran personil dan komunikasi.
Frega mengatakan sejak tahun 1998 sudah ada beberapa peserta didik dari Indonesia yang dikirimkan mengikuti pendidikan di National Defense Academy (NDA) Jepang.
"Dan menjadi salah satu inisiasi juga Bapak Presiden kita Prabowo waktu itu mengirimkan ke Jepang dan hingga saat ini terus berkelanjutan," ungkapnya.
"Akan ada komitmen untuk terus ditingkatkan dan ada rencana penambahan alokasi untuk siswa dari Indonesia. Tentunya juga pertukaran perwira ini juga ditingkatkan ada beberapa program pendidikan," lanjutnya.
Keempat, adalah promosi kerjasama peralatan militer.
Frega mengatakan sebagaimana diketahui Jepang memiliki teknologi pertahanan yang maju.
Sehingga, sambungnya, dalam pertemuan sempat dibahas peningkatkan kerja sama peralatan militer.
"Sehingga nanti ada transfer of technology yang berfaedah untuk Indonesia dalam meningkatkan kekuatan pertahanan," kata dia.
Baca juga: Penasihat Kapolri: Tugas Polisi Pelik, Kalau Salah Dikuyo-kuyo, Kalau Berhasil Belum Tentu Disanjung
Selain empat hal pokok yang dibahas tersebut, Frega mengatakan terdapat beberapa hal lain yang juga disinggung dalam pembicaraan kedua delegasi.
Pertama, adalah terkait tantangan global yang dihadapi bersama.
"Memang tidak secara spesifik di sebutkan cyber, tapi ada beberapa isu yang memang tadi disampaikan tantangan global yang dihadapi di kawasan seperti misalnya terorisme, penanggulangan bencana yang memang secara konkret sudah dilakukan antara Indonesia dengan Jepang," ungkapnya.
Selain itu, juga sempat disinggung secara umum soal situasi di kawasan khususnya Indo-Pasifik.
Pada prinsipnya, kata Frega, kedua delegasi menekankan pendekatan multilateral dan pendekatan bilateral akan terus digunakan oleh Indonesia dan Jepang sebagai upaya-upaya konstruktif membangun perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
"Tentunya Indonesia dan Jepang pun memahami bahwa ada ketegangan, ada dinamika (di Laut China Selatan), yang memang tidak bisa dihindari tapi pada prinsipnya semuanya mengacu pada upaya-upaya menyelesaikannya secara internasional, UNCLOS," kata Frega.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Menteri Pertahanan
Indonesia
Jepang
Sjafrie Sjamsoeddin
Shigeru Ishiba
Nakatani Gen
SDG17-Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
70 Tahun Polisi Lalu Lintas: Dari Verkeerspolitie Hingga ke Garda Keselamatan Menuju Indonesia Emas |
![]() |
---|
Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Industri Pertambangan Genjot Pengurangan Jejak Karbon dalam Operasional |
![]() |
---|
Minta Pemda Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri: Kalau Berhasil Indonesia jadi Negara Dominan |
![]() |
---|
Menkeu Pindahkan Dana Rp 200 Triliun ke Bank Himbara, Gubernur BI: Perkuat Injeksi Likuiditas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.