Praktik Ekonomi Sirkular Berpotensi Tingkatkan PDB Rp642 Triliun
Praktik ekonomi sirkular yang konsisten juga berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga lebih dari Rp 642 triliun
Editor:
Dodi Esvandi
Sebanyak 70 persen Gas Rumah Kaca (GRK) global yang memanaskan iklim dunia sekarang, berasal dari aktivitas penanganan dan penggunaan material, termasuk ekstraksi sumber daya alam, pengolahan dan manufaktur, transportasi, serta penggunaan produk.
Dibandingkan kondisi tahun 1970, ekstraksi material di dunia ini telah meningkat lebih dari tiga kali lipat, dan menjadi lebih cepat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2000.
Penggunaan material per kapita juga meningkat dari 7,4 ton/orang pada 1970 menjadi 12 ton/orang pada tahun 2023.
Baca juga: Bagaimana Ekonomi Sirkular Bisa Selamatkan Bumi?
Di dalam negeri, masih pemaparan Maria, konsumsi material domestik Indonesia mengalami peningkatan sebesar 36% pada tahun 2023 dibandingkan kondisi sepuluh tahun sebelumnya.
Konsumsi sumber daya tersebut umumnya belum memprioritaskan aspek keberlanjutan yang terdiri dari dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Diproyeksikan, timbunan sampah di Indonesia akan mencapai 82 juta ton/tahun pada 2045, dan tempat pembuangan akhir (TPA) diperkirakan akan kelebihan kapasitas pada 2028 atau bahkan lebih cepat lagi.
Kondisi itulah yang mendorong pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia pada awal Juli lalu.
Peta jalan ini merupakan pencerminan langkah strategis nasional dalam mewujudkan komitmen yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dokumen tersebut merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan mitra pembangunan setelah melalui rangkaian diskusi sejak tahun 2023.
Maria yang merupakan Ketua Tim Penyusunan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular 2023 mengatakan, penerapan ekonomi sirkular yang konsisten berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) lebih dari Rp 642 triliun.
Peningkatan itu berasal dari sumber daya yang selama ini terbuang, kapasitas terbuang dan siklus hidup yang terbuang.
Dijelaskan, praktik Ekonomi Sirkular pada dasarnya memiliki tiga prinsip.
Pertama, melestarikan dan meningkatkan modal alam dengan mengontrol persediaan yang terbatas dan menyeimbangkan aliran sumber daya terbarukan.
Kedua, mengoptimalkan hasil sumber daya dengan sirkulasi produk, komponen, dan material terpakai pada tingkat tertinggi pemakaian di setiap waktu, baik dalam siklus teknis maupun biologis.
Dan terakhir, meningkatkan efektivitas sistem dengan mendesain sistem agar eksternalitas negatif hilang.
BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12 Persen di Kuartal II 2025 |
![]() |
---|
Surplus Ajak Pengusaha Kurangi Kerugian Akibat Barang yang Tak Terjual |
![]() |
---|
Danantara–JBIC Kolaborasi Dorong Proyek Hijau dan Ekonomi Sirkular |
![]() |
---|
Utang Luar Negeri Indonesia April 2025 Sebesar 431,5 Miliar Dolar AS, Naik 8,2 Persen |
![]() |
---|
Dekarbonisasi Industri Harus Dilakukan secara Kolaborasi Demi Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.