Senin, 6 Oktober 2025

Revisi UU TNI

KSAD Bicara Usulan Penghapusan Larangan Prajurit Terlibat Bisnis Dalam Wacana Revisi UU TNI

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berbicara terkait usulan penghapusan larangan prajurit terlibat bisnis dalam wacana revisi UU TNI.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak usai menghadiri tradisi penerimaan Perwira Remaja TNI AD Abituren Akmil TA 2024 di Markas Besar TNI AD Jakarta Pusat pada Selasa (16/7/2024). 

Akan tetapi menurutnya saat ini, zaman telah berbeda.

Menurutnya, berbicara kebangkitan Orde Baru terlalu jauh dari realita saat ini.

Orde Baru baginya sudah tidak ada.

"Orde Baru terlalu jauh. Ini yang generasi sekarang boro-boro tahu Orde Baru. Bapaknya mereka saja mungkin banyak yang lahir sesudah Orde Baru ini. Kan masih ada leting berapa ini yang paling muda. Ada leting 98. Sudah nggak ada Orde Baru, sudah punya anaknya saja sudah," kata dia.

"Tetap saja masih ngomong Orde Baru. Begitu kira-kira. Nggak apa-apa belajar sejarah bagus. Saya juga dukung lah," sambung dia.

Begitu pula dengan wacana kembalinya dwi fungsi ABRI yang mencuat belakangan ini khususnya terkait dengan perluasan penempatan prajurit aktif TNI di Kementerian dan Lembaga dalam revisi UU TNI.

Ia mengaku tidak merasakan dwi fungsi ABRI di zaman Orde Baru.

"Beda dong itu Dwi Fungsi. Jadi begini, saya sendiri kan tidak merasakan Dwi Fungsi itu. Saya lulusan 1992, sudah terakhir-terakhir, kita tidak mengerti, masih letnan- letnan tahunya jadi Danton saja," kata dia.

"Jadi kalau menurut saya ada orang yang nyangkut-nyangkut ke zaman dulu lagi, sejarah adalah tempat pembelajaran, tetapi mari kita berpikir saat ini ke depan baru kita belajar sejarah," sambung dia.

Menurutnya penempatan prajurit TNI aktif di kementerian lembaga tetap mengikuti proses seleksi sesuai dengan kemampuan.

Ia mengatakan dalam perkembangannya selama ini banyak prajurit TNI yang juga nengenyam pendidikan lain.

Maruli mencontohkan dirinya yang merupakan lulusan Magister jurusan economic development di Amerika Serikat.

Ia mengaku ilmu yang telah didapatkannya tersebut sudah dipraktekan di dunia militer khususnya terkait konsep pembukaan lahan maupun sistem pengairan di daerah-daerah.

Maruli pun mengatakan banyak teman sejawatnya yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi, hukum, dan lainnya.

"Maaf nih kalau bilang begini. Menteri kesehatan apakah dokter? Kan tidak juga. Management, leadership, itu penting. Ini juga perlu dijelaskan kepada teman-teman yang lain. Kita ingin membangun, kita punya doktrinnya adalah berbakti kepada negara dan bangsa. Kita punya kemampuan. Kan sayang," kata dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved