Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2024

Dilaporkan ke Bawaslu karena Undang Ganjar, Kepala BP2MI Tegaskan Tak Ada Muatan Politik

Kehadiran Ganjar dalam agenda tersebut bukan berkapasitas sebagai bakal calon wakil presiden (capres) melainkan sebagai figur yang bisa memotivasi

Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersama calon presiden (capres) Ganjar Pranowo saat memberikan pembekalan terhadap 1.500 pekerja migran Indonesia (PMI) di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (9/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menampik adanya muatan politis dalam acara pembekalan dan motivasi kepada 1.500 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mengundang mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Benny menegaskan, kehadiran Ganjar dalam agenda tersebut bukan berkapasitas sebagai bakal calon wakil presiden (capres) melainkan sebagai figur yang bisa memotivasi semangat para calon PMI. 

Terlebih lagi status Ganjar pada saat belum ditetapkan sebagai capres yang sah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU RI). Hal tersebut disampaikan Benny merespon pelaporan yang dilayangkan Advokat Pemantau Netralitas ASN, Dolife Rompas ke Bawaslu, pada Jumat (17/11/2023).

"Jadi salah kalau ada yang menganggap bahwa kepentingan politik di balik menghadirkan Ganjar, saya tegaskan tidak ada abuse of power (kepentingan politik, apalagi status Ganjar waktu itu belum capres yang ditetapkan KPU," tegas Benny kepada wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (17/11/2023) malam.

Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani (Hanura) itu mengatakan, mengundang figur tokoh besar merupakan program lembaganya untuk memberikan motifasi kepada para PMI dan tiidak ada kaitannya dengan politik.

Baca juga: Timses AMIN, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud Soroti Isu Lapangan Kerja, Ini Solusi yang Ditawarkan

Bahkan, kata Benny, jauh-jauh hari sebelum mengundang Ganjar, BP2MI juga sudah mengundang sejumlah tokoh besar, mulai dari kalangan politisi, menteri, pengusaha. Seperti Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang juga sekarang menjadi pendamping capres Anies Baswedan.

Kemudian, mengundang menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menko Polhukam, Mahfud MD.

"Ini ketidaktahuan mereka kami mengundang para tokoh, menteri, Ketua Umum Partai, Kepala Daerah, sampai mantan pekerja migran Indonesia yang sudah penguasa yang sukses, jadi yakinlah bahwa itu tidak ada unsur politiknya," ujarnya.

"Itu kan sudah tiga tahun berjalan di era kepemimpinan saya untuk memberikan rasa hormat negara kepada para PMI, jadi para PMI disaat dia berangkat diberikan pembekalan motivasi oleh yang dianggap sukses di negara ini," tambah Benny.

Benny menjelaskan, alasan lembaganya mengundang sejumlah tokoh tersebut tidak lain hanya untuk mengubah paradigma para pejabat negara agar tidak lagi memandang rendah para Pekerja Migran Indonesia. 

"Ini membangun cara berfikir paradigma baru agar pejabat negara tidak lagi memandang rendah melihat sebelah mata memandang remeh pekerjaan migran Indonesia itu dalam rangka menyadarkan para pejabat kita,'' imbuhnya. 

Lebih lanjut, mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) itu menegaskan, tidak akan menggunakan kekuasaan jabatannya untuk memenangkan capres tertentu. 

"Jadi saya menjamin tidak akan ada abuse of power dalam lembaga yang saya pimpin," tegasnya. 

Benny mengatakan, salah satu bukti dirinya tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan politik, dirinya tidak calon sebagai calon anggota legislatif dari dapil luar negeri yang merupakan kantong PMI paling banyak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved