Jawab Kejanggalan, Mengurai Dasar Hakim Vonis Bersalah Jessica Wongso Meski Tanpa Bukti Langsung
Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso, membuat sebagian netizen yakin Jessica Wongso tak bersalah. Putusan hakim dipertanyakan.
Shandy kemudian menjelaskan bahwa Hani, Rangga, dan Devi tidak bernasib sama seperti Mirna, karena hanya mencicipi sebatas lidah dan tak melanjutkan minum.
Untuk meyakinkan putusan hakim sudah tepat, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan kasus Kopi Sianida tahun 2016, Shandy Handika, juga menjawab soal kejanggalan sampel cairan lambung Mirna yang diambil 70 menit setelah kejadian dan diuji hasilnya negatif sianida.
Menurut dia, yang disampaikan ke publik di podcast dan di film dokumenter Netflix itu tidak lengkap.
"Karena itu hanya diambil sisa cairan 0,1 ml, dan untuk menguji ada PH, ada sianida, ada arsenik, ada kafein, itu butuh lebih banyak sample.Ssample 0,1 hanya cukup untuk satu pengujian PH saja."
"Sisanya tidak diuji karena memang enggak cukup sisa lambungnya. Tapi keluar dari hasil lab negatif, karena memang tidak diuji, jadi yang disampaikan itu seolah tidak diuji. Tapi tidak ada, Ini belum diuji," ucap Shandy.
Prof Edy juga membantah perihal tidak adanya autopsi terhadap tubuh Mirna untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Jadi rentang waktu dari tanggal 6-9 Edi Salihin (ayah Mirna) menolak untuk anaknya diautopsi. Dirkrimum waktu itu Kombes krishna murti mengatakan kepada keluarga, kalau tidak diautopsi kita tidak akan tahu apa penyebab kematian Mirna. Maka di tanggal 10 itulah dilakukan autopsi," terang Prof Edy.
Shandy menambahkan bahwa yang dilakukan adalah autopsi parsial, bukan menyeluruh.
Namun, menurut Prof Edy, yang kebetulan sebagai dosen mata kuliah forensik, autopsi yang dilakukan sudah cukup untuk mengetahui bahwa racun sianida memang ada dalam tubuh Mirna.
"Dalam berita acara yang tim itu dimpimpin oleh dokter Musyafa, itu dada Mirna dibelah, lambung diambil, hati itu diambil, empedu diambil, pada organ-organ itu sudah ditemukan sianida, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Barang yang dicari sudah ada. sudah ditemukan," terang Prof Edy.
Shandy kemudian menguatkan bahwa racun sianida memang ada di tubuh Mirna melalui pernyataan spesialis forensik Slamet Purnomo.
"Kalau enggak salah dokter Slamet Purnomo, intinya adalah rongga mulut dan kerongkongan Mirna itu korosif. lambungnya korosif, hasil autopsi begitu," ucapnya.
"Kalau Mirna tak minum racun kenapa mulut dan kerongkongannya korosif. itu kan pasti lewat sini (tangan mengarah dari mulut ke kerongkongan) karena minum vietnam ice coffee. Dokter Purnomo di persidangan kalau tidak salah menyatakan dia itu saking banyaknya racun yang dia minum, belum sampai bawah sudah apfiksia, langsung kehabisan napas."
"Saya lihat videonya dua menit setelah minum langsung kolaps. Saking banyaknya racun di situ, dia tidak bisa lagi bertahan menahan efek racun itu. enggak perlu tunggu lama."
"Ini harusnya jangan berhenti di 0,2, karena 0,2 itu ditemukan 3 hari setelahnya dan itu setelah melalui proses embalming pembalseman. Dan itu ada penguraian, racun itu terurai pada saat embalming. Bisa jadi itu pun terurai yang tadinya banyak," terangnya.
"Saya tambahkan lagi, kalau racun itu tidak sedemikian banyaknya, setelah diembalming atau balsem pasti nol. Ada ahli yang mengatakan karena racun sangat banyak makanya setelah tiga hari pun embalming pun masih ada 0,2. harusnya nol," lanjut Shandy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.