Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Jusuf Kalla Sebut Golkar Harus Mandiri, Airlangga: Koalisi Diperlukan Jika Ingin Maju Pilpres

Airlangga Hartarto merespons pernyataan Jusuf Kalla yang menyebut partai Golkar harus mandiri dan jangan bergantung pada koalisi atau penguasa.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
dok. ekon.go.id
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons pernyataan Jusuf Kalla yang menyebut partai Golkar harus mandiri dan jangan bergantung pada koalisi atau penguasa. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto merespons pernyataan politikus senior Golkar Jusuf Kalla yang menyebut partainya harus mandiri dan jangan bergantung pada koalisi atau penguasa.

Airlangga mengatakan bahwa kerja sama politik sangat diperlukan.

"Kerja sama selalu diperlukan," kata Airlangga usai rapat intern di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (31/7/2023).

Apalagi kata Airlangga, partainya butuh koalisi bila ingin maju di Pemilihan presiden 2024 mendatang.

Untuk diketahui pada Pemilu 2019 lalu perolehan suara partai Golkar hanya 17,23 juta suara atau 12,31 persen dari suara sah nasional.

Baca juga: DPD 1 Ingin Golkar Dukung Prabowo, Airlangga:  Tim Sedang Kerja

Golkar harus menjalin koalisi agar bisa memenuhi ambang batas atau threshold untuk bisa mengusung capres dan cawapres sendiri pada Pilpres 2024 mendatang.

"Karena Golkar butuh kerja sama partai untuk maju dalam pemilihan presiden," katanya.

Sebelumnya Partai Golkar dinilai telat untuk menentukan arah dan sikap koalisi menghadapi pilpres 2024.

Baca juga: Ace Hasan: 38 Ketua DPD Golkar Dukung Kepemimpinan Airlangga

Hal itu disampaikan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang juga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, menanggapi wacana Munaslub Golkar.

"Ya mau apa lagi, mau evaluasi apa lagi, karena Golkar sendiri agak telat sebenarnya mencari (menetapkan arah koalisi)," kata Jusuf Kalla di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Selain itu, Jusuf Kalla menilai Golkar saat ini sangat bergantung penguasa dalam menentukan sikap politik, termasuk arah koalisi.

Menurutnya hal itu akan mengganggu kemandirian partai.

"Sel demokratis berbahaya kalau begini terus, partai sendiri tidak mandiri," ucapnya.

"Apabila partai diganggu lagi makin kacau politik ini," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved