Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam memenuhi undangan klarifikasi soal pernyataan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengevaluasi Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum maupun calon presiden. Ridwan Hisjam disidang etik selama tiga jam oleh Dewan Etik Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat pada Selasa (18/7/2023).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Partai GolkarRidwan Hisjam memenuhi undangan klarifikasi soal pernyataan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengevaluasi Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum maupun calon presiden.
Diketahui, Ridwan Hisjam disidang etik selama tiga jam oleh Dewan Etik Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat pada Selasa (18/7/2023). Pemeriksaan etik tersebut diketuai langsung oleh Muhammad Atma.
Kepada awak media, Ridwan membenarkan bahwa dirinya memenuhi undangan untuk klarifikasi. Khususnya, kata dia, pemberitaan soal pernyataan terkait Munaslub yang tersebar di media.
Apa yang saya omongkan semua saya pertanggungjawabkan karena semua itu kontitusi partai
"Saya diundang, jadi bukan dipanggil, diundang untuk mengklarifikasikan statement-statement saya yang ada di pemberitaan, baik itu di media televisi maupun link berita, dan saya jelaskan semuanya. Sebetulnya kenapa kok lama, karena saya tidak mau terjadi perdebatan," kata Ridwan.
Ridwan pun telah menjelaskan alasan mengenai pernyataannya soal keinginan adanya munaslub di partai Golkar. Sebab, elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu turun dari 14 persen menjadi 6 persen.
Oleh sebab itu, kata dia, sejatinya desakan untuk adanya munaslub konstitusional. Hal tersebut pun diatur oleh aturan internal partai Golkar.
"Kalau munaslub saya sudah jelas bahwa saya ini konstitusional. Karier saya itu dari bawah dari pengurus Golkar di Jawa Timur saat saya masih umur 35 tahun, 36 tahun. Jadi pengurus biro dan saya selalu kontitusional. Apa yang saya omongkan semua saya pertanggungjawabkan karena semua itu kontitusi partai," jelasnya.
Ridwan juga mengungkit sidang etik juga sempat menanyakan soal posisi Airlangga menjadi capres. Baginya, Menko Perekonomian RI itu dinilai telah melanggar konstitusi partai jika batal maju menjadi capres di Pilpres 2024.
"Karena saya tetap yakin kalau Airlangga maju calon presiden bahwa kita akan fight. Jadi saya tidak ada mau menurunkan Airlangga. Kalau itu dilaksanakan keputusannya sudah ada kan satu dua tiga itu kan keputusannya dewan pakar ya jalankan jalan. Tidak perlu munaslub ya kan. Itu saja," tukasnya.
Dia kini menjabat Anggota Dewan Pakar Partai Golkar.
Pada 2019 lalu, dia mencalonkan Ketua Umum DPP Golkar namun gagal.
Saat itu, Ridwan Hisjam menyatakan akan berusaha menjaga dan meningkatkan solidaritas internal agar Partai Golkar meraih kesuksesan di Pemilu 2024 mendatang.
Ridwan Hisjam dikenal sebagai politikus asal Jawa Timur.
Dia adalah pengusaha properti dan kader tulen Partai Golkar.
Lahir di Surabaya pada 26 Mei 1958, Ridwan Hisjam enempuh pendidikan di Fakultas Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Sejak 1995, Ridwan Hisjam menjabat sebagai Komisaris Utama Jatim Ventura.
Selain itu, sejak 1993 Ridwan Hisjam juga telah menjabat sebagai Direktur Utama untuk Grup Equator Property.
Ridwan Hisjam mulai terjun ke dunia politik saat usianya 40 tahun setelah diajak oleh Akbar Tandjung terjun ke dunia politik praktis secara resmi.
Ridwan Hisjam kemudian menjadi pengurus DPD Golkar Jawa Timur sejak 1999 hingga 2005.
Ridwan Hisjam menjabat sebagai Anggota DPR RI periode 1999-2004.
Kemudian pada 2008, Ridwan Hisjam maju mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Sutjipto.
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, Sutjipto-Ridwan Hisjam menjadi pasangan dengan total harta terbanyak.
Ridwan Hisjam menjadi calon terkaya saat itu, dengan kekayaan sebesar Rp. 15.159.985.000.
Sebelum maju sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Ridwan Hisjam menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur sekaligus komisaris pada beberapa perusahaan.
Pada periode 2014-2019, Ridwan Hisjam bertugas menjadi Wakil Ketua Komisi X DPR-RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga, ekonomi kreatif dan pariwisata.
Pada Januari 2016, Ridwan Hisjam dicopot dari posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR-RI.
Kemudian sejak 2015, Ridwan Hisjam menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Dasar DPP Partai Golkar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.