Bacaan Doa
Berikut Kumpulan Amalan yang Dapat Dilakukan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri
Berikut kumpulan amalan yang dianjurkan dilakukan pada malam takbiran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri disertai dengan niat salat Idul Fitri
Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat al-Baihaqi,Sunan al-Kubra, Juz III: 316)
Sementara itu, ada pula bacaan takbir yang lebih panjang lagi, yaitu Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya sampai wa lau karihal-kafirun, musyrikun dan lain-lain.
Berikut lafal lengkapnya.
اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ
“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”
Namun demikian, Muhammadiyah berpendapat, belum menemukan dasar atau dalil yang secara jelas menuntunkan bertakbir hari raya dengan lafaz demikian.
Di sisi lain, lafal takbir yang panjang tersebut ditemukan dalam hadis yang menunjukkan bacaan zikir pada akhir pelaksanaan shalat.
Selain itu, juga ditemukan pada sebuah hadist yang berkaitan dengan kepulangan Rasulullah dari perang, haji atau umrah.
Lafadz-lafadz yang terkandung dalam kedua hadis tersebut bukan dikhususkan untuk dibaca sebagai lafadz takbir pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

Sementara itu, penceramah Buya Yahya mengimbau umat Islam tetap melakukan amal saleh dan menghindari kemaksiatan yang dikemas dengan bentuk hiburan.
Buya Yahya menambahkan, umat Islam hendaknya menghidupkan malam hari raya dengan melakukan ibadah.
"Memang tidak ada hadits khusus tentang ini, kendati begitu bukan berarti menghidupkan malam hari raya tidak ada kemuliaannya, maka diimbau kepada siapa saja untuk menghidupkan malam hari raya," jelas Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Buya Yahya mengatakan, malam hari raya sering disalah artikan sebagai perubahan dari bulan Ramadan ke bulan Syawal yang dirayakan secara berlebihan.
"Setelah berpuasa hendaknya di malam Idul Fitri mulai menahan, setan sudah mulai bertebaran, yang selama sebulan setan dibelenggu, diikat, mulai keluar, sesuai dengan hawa nafsu kita, sehingga di malam hari raya orang mulai lepas kontrol, yang semula dekat dengan Allah, di malam ini mulai kehancuran," papar Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan, membaca takbir di hari raya hukumnya sunnah, khususnya pada Hari Raya Idul Fitri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.