Sabtu, 4 Oktober 2025

Gelar Pelatihan Agribisnis Smart Farming, Kementan Dorong Munculnya Para Petani Milenial

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menegaskan komitmennya untuk melakukan regener

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Suasana program Kementan untuk regenerasi petani melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS). 

Menurut Dedi, solusinya bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk berimbang yakni pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal). 

Dedi tak menampik jika saat ini harga pupuk mahal. Oleh karenanya, ia menyarankan agar mengunakan pupuk organik. 

Dijelaskan Dedi, kotoran sapi banyak mengandung nitrogen. Sementara pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. 

Dedi menilai petani harus memiliki ilmu pemupukan dan perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi yakni dengan menggunakan sistem gratifikasi, sehingga lebih efesien. 

Selain itu harus memanfaatkan IoT dari sektor hulu hingga hilir dan tingkatkan pemasaran.

"Bangun pertanian kita dengan dua strategi yaitu penerapan smart farming dan galakkan akses KUR. KUR ibarat energi, ibarat bensin bagi usaha kita. KUR memegang peranan yang vital dalam agribisnis,” tegas Dedi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) selaku Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti mengatakan Pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 2 Tahun 2023 dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi pada tanggal 20-27 Maret 2023. 

“Pada batch 2 ini, 44 penerima manfaat program YESS yang berasal dari 4 provinsi dan 15 kabupaten hadir mengikuti pelatihan ini," papar Santi yang hadir langsung menutup acara di Ciawi (25/3/2023).

Baca juga: Mentan SYL Gairahkan Start Up dan Petani Milenial Memajukan Pertanian Presisi

Santi menambahkan, tujuan dari pelatihan adalah untuk mencetak pengusaha pertanian milenial di bidang smart farming yang mampu mengakses pembiayaan melalui KUR, menerapkan teknologi smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis.

“Indikator keberhasilan dari pelatihan ini adalah peserta harus mampu mengakses pembiayaan KUR, menerapkan smart farming, serta membentuk kemitraan usaha agribisnis modern," tuturnya.

Untuk itu, Santi berharap peserta program YESS yang telah mengikuti pelatihan ini harus benar-benar mengaplikasikan materi yang telah didapatkan dalam pelatihan ini untuk mengembangkan usaha taninya.

“Peluang tidak datang dua kali. Jadi, manfaatkan dana KUR, aplikasikan teknologi smart farming dan tidak lupa bangun jejaring dengan mitra maupun offtaker," tutup Santi.

Pada batch 2 ini seluruh peserta mendapatkan akses KUR dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sulselbar serta Pegadaian dengan total Rp1.940.000.000.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved