Minggu, 5 Oktober 2025

Singgung Pemikiran Geopolitik Soekarno, Hasto Ajak Mahasiswa Bangun Kepemimpinan Indonesia di Dunia

Hasto Kristiyanto meminta para mahasiswa Indonesia untuk berani berimajinasi dan memupuk spirit kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia. 

Istimewa
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat mengisi Kuliah Umum bertema Indonesia Dalam Geopolitik Global di aula kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (14/3/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meminta para mahasiswa Indonesia untuk berani berimajinasi dan memupuk spirit kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia. 

Seperti yang pernah ditunjukkan oleh para founding fathers Indonesia Soekarno, Hatta, dan para tokoh nasional lainnya.

Hal itu disampaikan Hasto saat mengisi Kuliah Umum bertema Indonesia Dalam Geopolitik Global di aula kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (14/3/2022).

“Mahasiswa jangan pernah takut berimajinasi. Semasa masih muda, bangunlah imajinasi dan spirit itu,” kata Hasto.

Rektor USU Muryanto Amin memimpin jajarannya yang hadir di acara itu, bersama ratusan mahasiswa yang menjadi peserta. 

Hasto yang juga Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) RI itu menjelaskan panjang soal soal Pemikiran Geopolitik Soekarno

Hasto menjelaskan pemikiran geopolitik Soekarno bertumpu pada sejumlah prinsip. Pertama, Doktrin geopolitik Indonesia sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945.

Baca juga: Hasto: Mahasiswa Indonesia Harus Wujudkan Pancasila Is The Ultimate World Ideology

Bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaaan dan perikeadilan.

Kedua, pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia: yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

Ketiga, menekankan pada supremasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemanusiaan, pembebasan (kemerdekaan), keadilan dan perdamaian dunia. 

Dan keempat, Geopolitik Indonesia bukan untuk memperluas wilayah, melainkan basis persatuan Indonesia untuk tatanan dunia baru berdasarkan Pancasila.

Apakah prinsip ini masih relevan?

“Geopolitik itu tak pernah berubah. Yang berubah hanya bentuk penguasaan sumber dayanya. Kalau dulu misalnya perebutan komoditas dan sumber daya energi. Sekarang kolonialisme bisa berbentuk kolonialisme data,” kata Hasto.

Kini dunia dihadapkan pada perkembangan geopolitik baru. Ada persoalan Rusia dan Ukraina, kondisi di Timur Tengah, hingga dinamika di Laut Tiongkok Selatan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved