Pemindahan Ibu Kota Negara
Bawa Tanah ke IKN, Anies Ambil dari Kampung Akuarium, Ganjar dari Puser Bumi Jawa
Para gubenur juga hadir sambil membawa air dan tanah dari masing-masing daerah asal untuk disatukan dalam prosesi Kendi Nusantara.
Menurutnya hal ini memiliki filosofi penting, sebab kata Nusantara ada dalam Sumpah Palapa yang diikrarkan Patih Gajah Mada.
Serta memberi arti bahwa pulau-pulau di berbagai provinsi di Indonesia akan tetap terus menyatu dengan IKN.
"IKN baru di NKRI ini segera terwujud dan membawa kebaikan bagi rakyat dan bangsa Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar juga datang membawa tanah dan air yang akan dibawa ke IKN Nusantara.
Dikatakannya bahwa tanah diambil dari 12 Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau.
"Kami mengambil tanah dari 12 kabupaten dan kota, masjid-masjid bersejarah sebelum Indonesia merdeka," jelas Syamsuar.
Sedangkan air yang dibawanya, diambil dari sungai besar yang ada di Riau.
"Mengambil dari Sungai Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Siak, Rokan, Rokan Kiri, Rokan Kanan, Batang Kuantan, Kumu dan Mandau," ujar Syamsuar.
Tanah dan Air Digabung di Kendi
Pembacaan doa serta ritual adat istiadat penggabungan tanah dan air pada Senin (14/3/2022) pagi, akan dilakukan oleh seluruh Gubernur se-Indonesia bersama Presiden Joko Widodo di titik nol Ibu Kota Negara (IKN), Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Terkait agenda sendiri Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, Minggu (13/3/2022) malam, mengungkapkan bahwa hari Senin pagi nantinya bersama para Gubernur dan Tokoh Masyarakat setempat, benar ada sebuah prosesi penggabungan tanah dan air di satu wadah atau kendi.
"Di mana intinya kita berdoa dan tentunya memohon kepada Allah Subhanahu Wata'ala supaya program yang besar ini bisa berjalan dengan baik. Semua elemen masyarakat bisa mendukung," tegas Heru.
Prosesinya, lanjut Heru, para Gubernur membawa tanah dan air dari masing-masing wilayah, di mana diambil dari titik-titik lokasi yang tentunya sesuai dengan kearifan lokal dan budaya Provinsi tersebut.
"Gubernur akan menyerahkan kepada Presiden, nantinya Presiden yang akan menuangkan di Gentong (wadah atau kendi) yang sudah kami siapkan menjadi 1 dari 34 provinsi," terang Heru.
Saat awak media menyinggung terkait filosofinya, Heru membeberkan bahwa tanah dan air berkaitan dengan negara Nusantara, yang mana dari ujung Aceh sampai Papua memiliki kearifan lokal berbeda-beda.
"Lalu, dituangkan di dalam sebuah simbolis tanah dan air dijadikan satu menjadi kalimat tanah air," tandasnya.
"Kira-kira seperti itu, para Gubernur sudah melakukan proses itu di masing-masing tempatnya dan puncaknya nanti besok bersama Presiden," pungkas Heru.(*)