Minggu, 5 Oktober 2025

Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Sebagai Awal untuk Memperkokoh ASEAN

Hubungan Indonesia yang istimewa ini, kalaupun tidak menjadi faksi, diyakini bisa membantu memperkokoh ASEAN dalam banyak hal.

Istimewa
Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah saat menghadiri diskusi bertajuk "Memperkuat Peran Politik Luar Negeri ASEAN Dalam Menghadapi Tantangan Global", Senin (18/10/2021). 

"Walaupun kita tahu ada kasus-kasus di mana kapal coast guard China itu datang ke perairan kita, tapi tidak ada engagement, pertempuran," terangnya.

Tapi diingatkannya, ASEAN punya ancaman baru. Apa itu? Yakni, cyber security.

"ASEAN harus main peranan, ini ancaman keamanan yang terbaru. Cyber security bidang baru yang bisa dikerjasamakan," wanti-wanti Saifuddin.

Kemudian, pilar kedua, ekonomi. Dari segi ini, Saifuddin menilai, negara-negara ASEAN belum mengoptimalkan penduduknya yang jumlahnya mencapai 650 juta.

"Our intra ASEAN trade itu still very low, masih sekitar 25 persen dari whole trade. Kalau dibandingkan dengan EU, mereka itu 50-60 persen," ungkapnya.

Dibocorkannya, ada satu bidang baru yang bisa dioptimalkan dengan cepat, yakni digital economic.

"Di sini peran anak muda yang lebih besar," sambung Saifuddin.

Sementara pilar ketiga, adalah sosial budaya. Aspek ini, menurut Saifuddin, adalah yang paling lambat berkembang dari dua aspek lainnya.

Baca juga: Kepemilikan Mobil Orang Indonesia Masih Rendah Jadi Potensi Besar di ASEAN

"Harus kita beri perhatian," tegasnya.

Dalam tiga pilar itu, ada ruang-ruang untuk memperkokoh kedudukan ASEAN. Baik untuk rakyatnya sendiri, atau sebagai pemain di platform antar bangsa yang lebih luas.

Nah, Malaysia-Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar.

Political security, contohnya, kerja sama antara Malaysia dan Indonesia senada dalam mempertahankan the ASEAN outlook on Indopacific.

"Ini kita harus berikan kredit kepada Indonesia, Indonesia yang lead (memimpin) on the concept of the ASEAN outlook on Indopacific," puji Saifuddin.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional (HI) Tatok D Sudiarto menambahkan, Malaysia-Indonesia seharusnya bisa mengembalikan marwah ASEAN menjadi satu kekuatan regional yang baik.

"Dulu orang melihat Uni Eropa sebagai role model yang sangat baik. Tapi ada brexit. Itu menandakan ada sesuatu yang harus kita cermati. Kita cara santun, tidak menggebu-gebu seperti Eropa," tuturnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved