Minggu, 5 Oktober 2025

Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Sebagai Awal untuk Memperkokoh ASEAN

Hubungan Indonesia yang istimewa ini, kalaupun tidak menjadi faksi, diyakini bisa membantu memperkokoh ASEAN dalam banyak hal.

Istimewa
Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah saat menghadiri diskusi bertajuk "Memperkuat Peran Politik Luar Negeri ASEAN Dalam Menghadapi Tantangan Global", Senin (18/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah mengungkapkan, untuk memperkokoh ASEAN, bisa diawali dengan memperkuat hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia.

Hal ini disampaikan Saifuddin saat menghadiri diskusi bertajuk "Memperkuat Peran Politik Luar Negeri ASEAN Dalam Menghadapi Tantangan Global", Senin (18/10/2021).

Diskusi itu merupakan kerja sama antara Universitas Paramadina, Institut Darul Ehsan, Lembaga Survei KedaiKOPI, dan Kementerian Luar Negeri Malaysia.

"Kita mesti mengawali dengan hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia sebagai suatu faksi yang penting dalam upaya kita memperkokoh ASEAN ini," ujar Saifuddin.

"Ini hubungan bilateral dua negara serumpun yang banyak kesamaan, banyak perkongsian, walaupun itu sekali-sekali ada juga isunya (masalahnya). Tetapi, karena serumpun dan bersaudara, itu bisa diatur pak," imbuhnya.

Hubungan Indonesia yang istimewa ini, kalaupun tidak menjadi faksi, diyakini bisa membantu memperkokoh ASEAN dalam banyak hal.

Saifuddin sendiri menilai, ASEAN merupakan gabungan negara-negara serantau yang unik.

Memang, masih banyak ketinggalan dari Uni Eropa.

Tapi, jika dibandingkan dengan negara-negara persekutuan wilayah-wilayah lain, ASEAN punya banyak kekuatan.

"Malahan, saya merasakan bahwa kita di ASEAN ini masih mempunyai ruang yang luas untuk memperbaiki diri," tuturnya.

Ada tiga pilar yang dipaparkan Menlu Negeri Jiran di ASEAN.

Baca juga: Presiden Jokowi Menerima Kunjungan Kehormatan Menlu Malaysia

Pertama, soal political security arrangement. Dari segi ini, ASEAN berjaya. Tidak pernah ada masalah.

"Kalau ada pun, paling dari nelayan-nelayan yang nakal dari suatu negara, yang masuk ke wilayah negara lain. Paling ditangkap, kapalnya dibakar. Tapi tidak ada peperangan," beber Saifuddin.

Kemudian, ASEAN centrality dan ASEAN konsensus juga berjaya mempertahankan wilayahnya, khususnya Laut China Selatan, dari ancaman-ancaman yang besar. Khususnya, dari China.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved