Minggu, 5 Oktober 2025

Bursa Capres

Beranikah Ganjar Pranowo Tinggalkan PDIP Lompat Perahu Lain Demi Pilpres 2024?

Kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP. Resikonya dia harus mengubur keinginan nyapres

Editor: Johnson Simanjuntak
kolase tribunnews
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan logo PDIP. 

Menurut pengamatan Jamiluddin, Bambang Wuryanto berani melakukan tindakan itu tampaknya bukan atas inisiatif sendiri. 

Dia melihat ada indikasi, serangan tajam Bambang Wuryanto atas restu Puan Maharani.

Hal itu terlihat dengan adanya sindiran Puan terhadap Ganjar saat acara di Semarang. Puan bilang pemimpin itu harus di lapangan, bukan di medsos.

"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekad itu," jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Provinsi Jawa Tengah kembali menerima penghargaan sebagai provinsi terbaik dalam menggerakan keuangan inklusif, dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Provinsi Jawa Tengah kembali menerima penghargaan sebagai provinsi terbaik dalam menggerakan keuangan inklusif, dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (istimewa)

"Kenapa begitu? Karena sentral di PDIP itu hanya Mega. Semua hal di PDIP bergantung pada Mega. Hitam kata Mega, akan hitamlah hingga ke bawah," imbuhnya. 

Dengan masih sentralistisnya PDIP, lanjut Jamiluddin, maka sulit dibayangkan ada kader yang berani menghujat kader lainnya tanpa ada restu dari Ketua Umumnya. 

Karena itu, Bambang Wuryanto dan kemungkinan kader lainnya diperkirakan akan terus melakukan serangan kepada Ganjar.

Serangan itu diduga akan berhenti, apabila Ganjar menghentikan niatnya untuk nyapres pada 2024.

"Kalau Ganjar mundur, maka niat mengantarkan Puan untuk nyapres akan terbuka luas. Rencana tersebut tampaknya sudah disiapkan sejak lama. Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapa pun penghalangnya, termasuk Ganjar tentu akan dilucuti," kata dia. 

Jamiluddin berpendapat Ganjar sebaiknya mulai melirik perahu lain (partai politik, - red) jika tetap ingin nyapres. 

Itupun dengan syarat, perahu lain akan mau mengusung Ganjar kalau elektabilitasnya luar biasa tinggi, seperti yang pernah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

"Namun kalau elektabilitas masih seperti saat ini, tentu partai politik lain masih berpikir untuk mengusung Ganjar. Sebab, dengan elektabilitas dibawah 20 persen, peluang menang pada pilpres masih kecil," ujar Jamiluddin. 

"Jadi, kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP. Resikonya dia harus mengubur keinginannya nyapres 2024," ujarnya.

Beranikah Ganjar Pranowo meninggalkan PDIP dan mencari perahu lain yang bisa mengusungnya pada Pilpres 2024? Kita tunggu jawabannya.(chaerul,fransiskus,vincentius/tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved