Senin, 6 Oktober 2025

Bursa Capres

Beranikah Ganjar Pranowo Tinggalkan PDIP Lompat Perahu Lain Demi Pilpres 2024?

Kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP. Resikonya dia harus mengubur keinginan nyapres

Editor: Johnson Simanjuntak
kolase tribunnews
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan logo PDIP. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beranikah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mundur dari PDI Perjuangan menyusul perseteruannya dengan Ketua DPR RI Puan Maharani belakangan ini?

Kenapa?, karena PDI Perjuangan (PDIP) sudah memberi sinyal dengan mempersilakan bila Ganjar Pranowo mau mengikuti jejak eks kader Rustriningsih yang keluar dari partai beberapa tahun silam.

Menurut Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, saat ini Ganjar tak memiliki keberanian keluar dari PDIP.

Hal itu sangat berisiko, mengingat jabatan Ganjar saat ini sebagai Gubernur Jawa Tengah yang pengusung utamanya adalah PDIP.

"Jika mundur dari PDIP,  jabatan gubernurnya akan digoyang PDIP. Itu sudah hukum tak tertulis di partai politik," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews, Rabu (26/5/2021).

Ganjar Pranowo dan Megawati
Ganjar Pranowo dan Megawati (TRIBUNNEWS Irwan Rismawan/Jeprima)

Analisanya, munculnya elektabilitas Ganjar sebagai calon presiden itu karena dia menjabat sebagai gubernur.

Jika tak punya jabatan atau posisi, akan sulit untuk bisa menaikkan elektabilitas Ganjar.

"Jika tak menjabat sebagai kepala daerah, tak akan punya panggung politik. Jadi Ganjar masih akan berpikir 1000 kali untuk keluar PDIP dalam waktu dekat ini," ucapnya.

Baca juga: Ganjar Tak Diundang ke Acara Pengarahan Puan, Pengamat: Ada Pesan yang Ingin Disampaikan PDIP

Sebelumnya, PDI Perjuangan (PDIP) bersuara soal kisruh antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang ditengarai terkait pencapresan 2024.

Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menilai, ada ambisi yang besar dari Ganjar Pranowo untuk dapat maju sebagai capres dari partai berlambang banteng moncong putih itu.

Namun, dia menegaskan persoalan pencapresan merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Jadi itu sangat sepele bukan soal rebutan capres antara Mbak Puan dan Pak Ganjar, durung ono kode bu ketum," kata Bambang, Selasa (25/5/2021).

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. (Kolase TribunKaltara.com / Kompas.com/Riska Farasonalia)

Bambang bercerita eks kader PDIP Rustriningsih saat disinggung peluang Ganjar diusung sebagai capres oleh partai lain.

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul menyebut PDIP mempersilakan jika Ganjar mau mengambil langkah seperti eks kader PDIP Rustriningsih.

Rustriningsih merupakan mantan kader PDIP dan mantan Bupati Kebumen.

"Bu Rustri kader PDIP, itu srikandinya Ibu Megawati Soekarnoputri, Ibu statement di Jawa Tengah 'Ini Srikandiku', tapi ketika kemudian Bu Rustri pindah dengan partai lain, Ibu marah enggak? Saya enggak tahu persoalan Ibu, tapi ada enggak ibu statement marah? Enggak ada," ujarnya.

"Boleh enggak? Ya monggo kalau orangnya (Ganjar) mau, orangnya (Ganjar) mau monggo, sudah banyak contoh kok," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bambang Pacul kembali menegaskan persoalan capres dan cawapres PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Selain Ganjar dan Puan, Pengamat Nilai PDIP Punya Banyak Calon Kinclong di Pilpres 2024

"Lah ini, kalau aku menegaskan Ganjar itu dilempar ke partai lain monggo itu aku salah, salah makan obat aku, yang berhak statement itu Ibu Ketua Umum, karena kewenangan wilayah presiden itu Ibu Ketua Umum Megawati," pungkasnya.

Ganjar Besar karena PDIP

Tak dapat dipungkiri Ganjar Pranowo bisa seperti sekarang ini karena PDI Perjuangan (PDIP).

Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menyebut, Ganjar 1000 persen akan bertahan di PDIP.

"Ganjar akan tetap di PDIP. Suka tak suka Ganjar bisa besar seperti sekarang karena menggunakan jubah partai berlambang banteng itu," kata Adi saat dihubungi Tribunnews, Rabu (26/5/2021).

Adi mengatakan sangat berisiko jika Ganjar memutuskan keluar dari PDIP.

Sebab, menurutnya Ganjar akan menapaki karir politiknya dari awal lagi.

Bambang Wuryanto dan Ganjar Pranowo
Bambang Wuryanto dan Ganjar Pranowo (TRIBUNNEWS.COM Seno / Irwan Rismawan)

"Inilah uniknya PDIP tak terlampau peduli kadernya sekalipun top, kalau dinilai tak patuh dipersilakan hengkang. Bagi PDIP, partai di atas segalanya, bukan figur," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menilai, ada ambisi yang besar dari Ganjar Pranowo untuk dapat maju sebagai capres dari partai berlambang banteng moncong putih itu.

Namun, dia menegaskan persoalan pencapresan merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul menyebut PDIP mempersilakan jika Ganjar mau mengambil langkah seperti eks kader PDIP Rustriningsih.

"Boleh enggak? Ya monggo kalau orangnya (Ganjar) mau, orangnya (Ganjar) mau monggo, sudah banyak contoh kok," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bambang Pacul kembali menegaskan persoalan capres dan cawapres PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri.

"Lah ini, kalau aku menegaskan Ganjar itu dilempar ke partai lain monggo itu aku salah, salah makan obat aku, yang berhak statement itu Ibu Ketua Umum, karena kewenangan wilayah presiden itu Ibu Ketua Umum Megawati," pungkasnya.

Puan Pantas Capres

Menurut pengamat, Ketua DPR RI Puan Maharani masih pantas diusung sebagai calon presiden dibanding Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyebut, hasil survei mengenai elektabilitas Puan yang cenderung rendah bukanlah jaminan karena masih bisa berubah.

Hasil survei yang menunjukkan rendahnya elektabilitas Puan bukan menjadi patokan. Karena, hasil survei bisa berubah secara dinamis.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menghadiri sekaligus membuka Pameran Foto pada acara HUT Ke 48 PDI Perjuangan di kantor DPD PDIP Jateng, Panti Marhaen Semarang, Sabtu, (22/5/2021) .(PDI Perjuangan/Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menghadiri sekaligus membuka Pameran Foto pada acara HUT Ke 48 PDI Perjuangan di kantor DPD PDIP Jateng, Panti Marhaen Semarang, Sabtu, (22/5/2021) .(PDI Perjuangan/Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (PDI Perjuangan/PDI Perjuangan)

"Kalau elektabilitas jadi pegangan kita untuk jadi calon dan dipilih, itu sangat sumir karena kita memilih pemimpin yang kuantitatif, bukan kualitatif," kata Emrus saat dihuhungi Tribunnews, Rabu (26/5/2021).

Emrus mengatakan, Puan tidak hanya sosok terbaik yang dimiliki Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), namun juga bangsa Indonesia. 

Rekam jejaknya sangat diperhitungkan untuk maju sebagai calon presiden.

Puan memiliki pengalaman dalam menjabat sebagai Menko PMK. Karena, Kementerian tersebut tak memiliki masalah.

"Kemudian kementerian yang jadi koordinator beliau seperti mensos, menkes dan sebagainya enggak ada masalah selama kepemimpinan dia," jelas Emrus.

 Lompat Perahu

Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, Ganjar Pranowo bakal semakin disudutkan oleh partai politiknya yakni PDI Perjuangan. 

Dia merujuk kepada kisruh antara internal PDIP dengan Ganjar. Ganjar dinilai  terlalu ambisius untuk maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. 

"Kisruh di PDIP, khususnya antara Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto dengan Ganjar Pranowo, kian memanas. Bambang terlihat makin menyudutkan Ganjar Pranowo," ujar Jamiluddin, kepada wartawan, Rabu (26/5/2021). 

Menurut pengamatan Jamiluddin, Bambang Wuryanto berani melakukan tindakan itu tampaknya bukan atas inisiatif sendiri. 

Dia melihat ada indikasi, serangan tajam Bambang Wuryanto atas restu Puan Maharani.

Hal itu terlihat dengan adanya sindiran Puan terhadap Ganjar saat acara di Semarang. Puan bilang pemimpin itu harus di lapangan, bukan di medsos.

"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekad itu," jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Provinsi Jawa Tengah kembali menerima penghargaan sebagai provinsi terbaik dalam menggerakan keuangan inklusif, dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Provinsi Jawa Tengah kembali menerima penghargaan sebagai provinsi terbaik dalam menggerakan keuangan inklusif, dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (istimewa)

"Kenapa begitu? Karena sentral di PDIP itu hanya Mega. Semua hal di PDIP bergantung pada Mega. Hitam kata Mega, akan hitamlah hingga ke bawah," imbuhnya. 

Dengan masih sentralistisnya PDIP, lanjut Jamiluddin, maka sulit dibayangkan ada kader yang berani menghujat kader lainnya tanpa ada restu dari Ketua Umumnya. 

Karena itu, Bambang Wuryanto dan kemungkinan kader lainnya diperkirakan akan terus melakukan serangan kepada Ganjar.

Serangan itu diduga akan berhenti, apabila Ganjar menghentikan niatnya untuk nyapres pada 2024.

"Kalau Ganjar mundur, maka niat mengantarkan Puan untuk nyapres akan terbuka luas. Rencana tersebut tampaknya sudah disiapkan sejak lama. Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapa pun penghalangnya, termasuk Ganjar tentu akan dilucuti," kata dia. 

Jamiluddin berpendapat Ganjar sebaiknya mulai melirik perahu lain (partai politik, - red) jika tetap ingin nyapres. 

Itupun dengan syarat, perahu lain akan mau mengusung Ganjar kalau elektabilitasnya luar biasa tinggi, seperti yang pernah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

"Namun kalau elektabilitas masih seperti saat ini, tentu partai politik lain masih berpikir untuk mengusung Ganjar. Sebab, dengan elektabilitas dibawah 20 persen, peluang menang pada pilpres masih kecil," ujar Jamiluddin. 

"Jadi, kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP. Resikonya dia harus mengubur keinginannya nyapres 2024," ujarnya.

Beranikah Ganjar Pranowo meninggalkan PDIP dan mencari perahu lain yang bisa mengusungnya pada Pilpres 2024? Kita tunggu jawabannya.(chaerul,fransiskus,vincentius/tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved