Minggu, 5 Oktober 2025

Senator NTT: BUMDes Belum Efektif Tingkatkan Ekonomi Desa 

Abraham telah keliling ke ratusan desa di NTT untuk melakukan pengawasan dana desa.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Abraham Liyanto, anggota Komite I DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Pergantian pengurus sering terjadi karena ketidakcocokan dengan kepala desa," tutur Abraham yang sudah tiga periode menjadi anggota DPD RI.

Baca juga: Mendes: Setiap Desa Hanya Boleh Punya Satu BUMDes

Sesuai arahan Menteri Desa, lanjut Abraham, BUMDes menjadi tulang punggung pembangunan desa di masa mendatang. 

Hal itu karena negara tidak mungkin terus meningkatkan jumlah kucuran dana desa karena kemampuan uang negara terbatas. 

Maka untuk menambah penghasilan di desa-desa, diharapkan bisa didapatkan dari BUMDes. 

Namun jika melihat pengelolaan BUMDes yang tidak efektif, harapan BUMDes sebagai tulang punggung pemasukan kas desa tidak akan tercapai. 

"Pemerintah pusat maupun daerah perlu memberikan pelatihan yang lebih banyak lagi ke pengelolaan BUMDes. Supaya jiwa entrepreneurship (wirausaha) bisa muncul. Jika dilepas begitu saja, tanpa pelatihan dan pembinaan, kehadiran BUMDes nanti hanya untuk habis-habiskan dana desa," jelas Abraham.

Dia menyebut saat ini, Komite I DPD RI sedang membahas perubahan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 

Dalam perubahaan itu, dirinya mengusulkan jenis usaha BUMDes perlu diperluas. 

Misalnya BUMDes bisa menyalurkan pupuk bersubsidi, pengecer BBM, penyalur beras dan berbagai kebutuhan dasar masyarakat desa. 

Selama ini, monopoli penyaluran pupuk bagi petani dilakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). 

Sementara BBM dimonopoli oleh Pertamina. Adapun beras dimonopoli oleh Depot Logistik (Dolog) Beras.

"Kami juga mengusulkan BUMDes dikelola pihak ketiga yang profesional. Atau menyertakan modal ke UKM yang sudah maju di daerah-daerah. Desa tinggal mendapatkan laba dari penyertaan modal tersebut," tegas Abraham.

Dia optimistis jika dana desa dan BUMDes dikelola dengan baik, bisa mengurangi angka kemiskinan. 

Terutama untuk Provinsi NTT yang angka kemiskinannya menempati nomor tiga secara nasional. 

Pasalnya, sumber daya alam (SDA) di NTT masih tersedia cukup banyak. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved