Reshuffle Kabinet
Jokowi akan Reshuffle Kabinet, PKS: Jangan Politik Dagang Sapi Lagi, Sudah Periode ke-2
Isu Presiden Jokowi akan reshuffle kabinet, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kritik: Jangan Politik Dagang Sapi Lagi, Sudah Periode ke-2.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut akan melakukan gebrakan lagi terkait kabinet kerjanya.
Dikabarkan, Jokowi akan me-reshuffle kabinetnya pada pekan ini.
Isu ini mencuat setelah DPR menyetujui permintaaan pemerintah untuk membentuk 2 kementerian baru.
Di antaranya, penggabungan 2 Kementerian Ristek dan Pendidikan menjadi Kementerian Dikbud Ristek.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet, KSP Ali Ngabalin Sebut Jokowi akan Lantik 2 Menteri Baru
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Siapa Menteri yang Terancam dan Siapa Saja yang Aman?
Lalu, pembentukan kementerian baru, yakni Kementerian Investasi.
Menanggapi hal itu Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera meminta Jokowi untuk tak berdagang politik lagi di periode kedua kepemimpinannya ini.
Menurutnya, reshuffle kabinet itu perlu didasari data yang akurat.
Ia berpesan kepada sang presiden, untuk mempertimbangkan prinsip tata kelola dan efektifitas menterinya di bangku pemerintahan.
"Terkait isu reshuffle kabinet, dasar reshuffle hendaknya berbasis data akurat & adil."
"Pesan untuk Pak @jokowi, walau angkat Menteri hak prerogatif Presiden tetap prinsip tata kelola & efektivitas Pemerintahan mesti jadi pertimbangan."
"Jangan politik dagang sapi lagi, sudah periode kedua," tulis Mardani lewat cuitannya, @MardaniAliSera, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: FAKTA Reshuffle Kabinet Jokowi: Wapres Sudah Diajak Bicara, Daftar Menteri hingga Kata Pengamat
Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi: 15 Menteri Layak Diganti Menurut IPO hingga Kata Pengamat
Selain itu, kata Mardani, ada visi dan misi lain yang harus dikejar Presiden saat ini.
Satu diantaranya, penanganan Covid-19 di Indonesia.
Dsebutkannya, PKS tak masalah siapa dan kementerian mana yang di-reshuffle.
Ia menegaskan, pihaknya tetap menjadi partai oposisi.
"Kedua, Pak Jokowi punya visi dan misi yang perlu dikejar.
Pertumbuhan ekonomi yg berkeadilan, reformasi birokrasi hingga penanganan Covid-19 menjadi pekerjaan utama. "
"Siapa dan kementerian mana saja monggo saja diputuskan.
PKS akan istiqomah menjadi oposisi," tambahnya.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Kian Menguat, Yasonna Laoly Dianggap Paling Layak Diganti Menurut Survei IPO
Baca juga: Ngabalin Mengaku Belum Kantongi Rincian Reshuffle Kabinet
KSP Sebut Jokowi akan Lantik 2 Menteri Baru
Sementara itu, Tenaga Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi akan melantik 2 menteri baru.
Dua menteri ini nantinya akan memimpin Kementerian gabungan Pendidikan dan Ristek, serta Kementerian Investasi.
"Presiden insya Allah akan melantik menteri baru (1) Menteri DIKBUD/RISTEK (2) Menteri Investasi/Kepala BKPM," tulisnya pada akun Twitternya, @AliNgabalinNew, Rabu (14/4/2021).
Sementara itu, Ali berpendapat isu nama menteri lain yang akan dilantik sepenuhnya hak prerogatif Jokowi.
Masyarakat dimohon menunggu untuk keputusan Jokowi ini.
"Adakah menteri-menteri lain yang akan di lantik, kapan & siapa para beliau itu? Wallahu'alam bisshowaab itu hak prerogatif Presiden & kita tunggu saja," lanjut Ali.
Baca juga: Pengamat: PAN Cukup Terbuka Gabung Koalisi Jokowi Jika Reshuffle Terjadi
Baca juga: Pengamat : Jarak Reshuffle Terakhir Terlalu Dekat, Belum Cukup Waktu Evaluasi Kinerja Menteri
Sebelumnya diberitakan, kemungkinan Jokowi segera me-reshuffle kabinet pada pekan ini.
"Pekan ini, sangat bisa pekan ini," kata Ali saat dihubungi Tribunnews, Selasa (13/4/2021).
Ali mengatakan terdapat tiga faktor yang menguatkan Presiden akan melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju Jilid ke 2 dalam waktu dekat.
Pertama yakni adanya penyatuan Kemenristek dengan Kemendikbud.
Usulan pemerintah untuk menyatukan dua kementerian tersebut telah disetujui DPR.
Baca juga: Tiga Faktor yang Membuat Jokowi akan Reshuffle Kabinet Pekan Ini, Kata Ali Ngabalin
"Surpres yang dikirim ke DPR 30 maret itu, itu kan sudah diterima DPR, disidang DPR dan telah diambil keputusan, terkait pengabungan Kemenristek ke Kemendikbud."
"Kenapa begitu, banyak kerjadaan di Kemeristek yang seharusnya menjadi bidang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)" katanya.
Faktor kedua kata Ali yakni Menristek Bambang Brodjonegoro yang menyatakan telah pamit dari Kementeriannya.
"Kan terjadi kekosongan itu. Sementara Kemenristek sendiri belum ke Kemedikbud," katanya.
Faktor ketiga kata dia, yakni pemerintah yang akan segera membentuk Kementerian Baru yakni Kementerian Investasi.

Baca juga: Ali Ngabalin Prediksi Reshuffle Kabinet Pekan Ini
Dengan adanya kementerian baru, otomatis maka akan ada menteri baru.
"Yang Abang bilang, selama masa kerja di Bina Graha Abang tahu benar, bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama."
"Makanya dalam pekan pekan ini, kita tunggu saja, tidak mustahil dalam pekan ini," katanya.
Sebelumnya juru bicara Wakil Presiden Maruf Amin, Masduki Baidlowi mengatakan tentu ada rembukan yang dilakukan presiden dan wakil presiden dalam menentukan reshuffle kabinet.
Terlebih DPR sebelumnya sudah menyetujui dibentuknya penggabungan Kemendikbud dengan Kemenristek, serta pembentukan Kementerian Investasi.
"Tentu Wapres sudah rembukan, diajak rembukan oleh presiden," kata Masduki Baidlowi, dalam konfrensi pers secara daring, Senin (12/4/2021).
Baca juga: KSP Bocorkan Reshuffle Kabinet Pekan Ini, Berikut Daftar Menteri Layak Direshuffle Menurut Survei
Soal pembentukan kementerian baru, Masduki menyebut hal itu diperlukan untuk kepentingan di masa depan.
"Saya kira memang investasi itu penting ke depan. Tapi pembicaraan (masih) jauh, tidak bisa dibicarakan saat ini karena belum final, masih proses diselesaikan," sambung Masduki.
Kendati demikian, soal reshuffle, Masduki mengaku belum memperoleh kabar terkini.
"Nanti akan ada pembicaraan spesifik antara presiden dan wapres dan kalau semuanya clear baru dibicarakan," katanya.
Baca artikel lain terkait Reshuffle Kabinet
(Tribunnews.com/Shella/Taufik Ismail)