Minggu, 5 Oktober 2025

Gejolak di Partai Demokrat

Cerita Gede Pasek Disuruh Pilih Anas Urbaningrum atau SBY Berujung Hilangnya Jabatan

Gede Pasek mengatakan kejadian itu bermula saat perseteruan di internal Partai Demokrat terjadi antara Anas dan SBY.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Sekjen Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), I Gede Pasek Suardika saat mengunjungi Kantor Tribun Network di Jakarta, Jumat (19/3/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Gayung bersambut, Anas ternyata tak keberatan dengan ide Gede Pasek. Anas pun mempersilakan Gede Pasek menyampaikan ide itu ke media massa.

"Saya sampaikan di DPR bahwa saya mengusulkan pak SBY sebagai ketua umum agar bisa dipilih secara aklamasi demi bersatunya semua elemen partai, karena kita sudah masuk tahapan pemilu, dimana kita harus segera berkompetisi di lapangan, segala problem di internal kita tutup dulu," kata Gede Pasek. 

Pernyataan itu memicu kemarahan dari Ruhut Sitompul, Marzuki Alie hingga Syarief Hasan. Usulan Gede Pasek dianggap menghina SBY karena menurunkan statusnya dari majelis tinggi partai dan dewan pembina menjadi ketua umum. 

Ternyata usulan tersebut sampai ke telinga SBY. Diundanglah Gede Pasek ke Istana Negara untuk berbicara empat mata. 

Sebelum berbincang dengan SBY, Gede Pasek mengaku sempat bertemu dengan almarhumah Ani Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) di Istana.

"Ditanya lah. 'Kamu (I Gede Pasek) kenapa mau minta saya (SBY) jadi ketua umum?' (SBY) Sempat menawarkan kenapa nggak bu Ani saja (yang jadi ketua umum)," ujarnya.

Gede Pasek menjelaskan jika SBY tidak maju, maka akan terjadi kompetisi kembali di internal Demokrat. Bila kubu SBY mengajukan Marzuki Alie, kubu Anas akan mengajukan Saan Mustopa. Menurutnya kompetisi itu hanya akan menghabiskan energi. 

Baca juga: Pasek Bongkar Skenario SBY Agar Hanya Dirinya yang Penuhi Syarat Maju Jadi Ketum di Kongres 2015

Mendengar alasan tersebut, SBY kemudian menyambut gembira tawaran itu dengan syarat Anas dan kawan-kawannya mampu memastikan terjadinya aklamasi. 

Gede Pasek pun memastikan aklamasi kepada SBY akan terjadi sepanjang Marzuki Alie tidak maju dalam kongres luar biasa (KLB). SBY merespon dengan berkomitmen akan menyatukan partai jika dirinya terpilih sebagai ketua umum. 

Kabar ini disampaikan langsung ke Anas sepulang Gede Pasek dari Istana. Kala itu, Anas disebutnya tertawa dan langsung bereaksi dengan menghubungi DPD serta DPC via telpon untuk memberikan dukungan ke SBY.

"Banyak yang kaget kenapa diarahkan milih SBY. Mas Anas waktu itu bilang, 'sudahlah biar semua selamat pilih SBY aja dulu, nanti urusan saya belakangan lah yang penting proses teman-teman nyaleg'," kata Gede Pasek. 

Singkat cerita, KLB yang digelar di Bali secara aklamasi memilih SBY sebagai ketua umum. Anas dan Gede Pasek sengaja tak hadir dalam KLB. 

SBY sendiri mengabarkan kemenangannya melalui pesan Black Berry Messenger (BBM) kepada Gede Pasek. Lantas, SBY meminta usulan nama-nama dari Anas dan loyalisnya untuk dimasukkan ke dalam kepengurusan DPP Partai Demokrat

"Selesai beliau terpilih, beliau BBM ke saya. 'KLB sudah selesai secara aklamasi, sampaikan juga terimakasih untuk bung Anas dan mohon usulan nama-namanya untuk kepengurusan di DPP'," ujar Gede Pasek yang kemudian menunjukkan pesan itu kepada Anas. 

Keesokan harinya, Gede Pasek mengirimkan usulan nama-nama yang diminta SBY. Namun dia tak menyangka bahwa dari seluruh nama yang diusulkan itu hanya Saan Mustopa yang masuk kepengurusan. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved