Gejolak di Partai Demokrat
Cerita Gede Pasek Disuruh Pilih Anas Urbaningrum atau SBY Berujung Hilangnya Jabatan
Gede Pasek mengatakan kejadian itu bermula saat perseteruan di internal Partai Demokrat terjadi antara Anas dan SBY.
"Beliau (Jero Wacik) terus bilang 'wah kamu ini keras kepala'. Perasaan saya sih saya nggak keras kepala, karena kan saya nggak milih salah satu, saya nggak milih Anas, saya nggak milih SBY. Saya milih dua-duanya, kan diluar opsi yang diberikan," ujarnya.
Baca juga: Pasek Ungkap SBY Pernah Tawarkan Ani Ketua Umum Demokrat: Masa Mau Rekor MURI, Ada Bapak Ibu Anak
Kemudian Jero Wacik pun mengatakan kepada Gede Pasek siap-siap dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Komisi III DPR RI.
Ancaman itu disambut dengan legowo oleh Gede Pasek.
Sebab menurutnya jabatan bukanlah segalanya dan dia mengutamakan persahabatannya dengan Anas.
"Saya bilang iya nggak apa-apa deh pak (dicopot dari jabatan). Toh bukan jabatan yang utama, bagi saya persahabatan yang utama, silakan aja," kata Gede Pasek.
"Dan itu terjadi, saya sendiri sudah tahu akan diganti. Jadi satu atau dua minggu kemudian berproses lah (pencopotan) itu," tandasnya.
Gede Pasek Kena Prank SBY
Di samping itu, Gede Pasek mengaku bahwa dirinya pernah di-prank oleh SBY.
Dengan setengah tertawa, Gede Pasek mengingat awal mula kejadian yang menyebabkan adanya prank dari SBY yaitu ketika Anas Urbaningrum mundur dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat.
Anas mundur tepat satu hari setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada 22 Februari 2013.
Gede Pasek saat itu mengajak Anas berdiskusi terkait nasib kawan-kawannya yang bersiap nyaleg dalam pemilu yang akan datang. Sebab tahapan pemilu sudah mulai digelar.
"Suatu malam saya ke tempat mas Anas di Duren Sawit. Kita diskusilah ngomongin nasib teman-teman. 'Mas ini bagaimana? Teman-teman itu nunggu apakah pindah partai atau tetap seperti ini, siapa nanti penggantinya mas Anas'," ucap Gede Pasek Suardika saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Jumat (19/3/2021).

Dia lantas melontarkan ide bagaimana jika Anas dan loyalisnya sepakat mendukung SBY mengisi posisi ketua umum yang ditinggalkan Anas.
Diharapkan hal tersebut membuat Partai Demokrat bersatu dan kawan-kawannya aman untuk mencalonkan diri dalam pemilu.
SBY saat itu diketahui menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.