Tujuh Bulan Corona, Jokowi: Saya Bisa Katakan Penanganan Covid-19 di Indonesia tidak Buruk
Tujuh bulan virus Corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim penanganan Covid-19 tidak buruk, bahkan cukup baik.
Untuk mendukung klaim tersebut, Jokowi kemudian membeberkan sejumlah data yang ditampikan dalam video.
"Mari kita menilai berdasarkan fakta dan data, bukan berdasarkan kira-kira. Saya bisa mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik. Dalam jumlah kasus dan jumlah kematian, Indonesia jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang besar," ujar dia.
Baca: Strategi Titik Keseimbangan, Jokowi: Tidak Usah Sok-sokan Lock Down, Bisa Mengorbankan Masyarakat
Berdasarkan data jumlah kasus yang disampaikan Jokowi, Indonesia saat ini berada di urutan ke-23 dengan jumlah kasus sebanyak 295.449.
Di peringkat 1-5 ada Amerika Serikat (7.495.136 kasus), India (6.397.896 kasus), Brazill (4.849.229 kasus), Rusia (1.194.643 kasus) dan Kolombia (835.339).
Jokowi meminta Indonesia dibandingkan dengan negara yang juga besar jumlah penduduknya, bukan negara dengan jumlah penduduk kecil.
Klaim Ekonomi Tidak Jelek
Dalam hal ekonomi, Jokowi juga mengklaim kinerja ekonomi Indonesia tidak jelek.
Ia mengakui ekonomi menurun.
Namun, Jokowi balik bertanya, apakah saat ini ada negara di dunia yang ekonominya tidak turun.
"Mana ada negara yang tidak menurun ekonominya? Bahkan ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi yang jauh lebih parah. Dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainya misalnya, kinerja ekonomi kita masih lebih baik," ujar dia.
Jokowi melanjutkan, meski penanganan Covid-19 dan kinerja ekonomi tidak buruk, ia menyatakan belum puas.
Ia meminta agar para menteri bekerja lebih keras.
"Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi dalam bekerja. Mencari program yang lebih tepat sasaran, semua harus terus kita perbaiki," beber dia.
(*)
(Tribunnews.com/Daryono)