Minggu, 5 Oktober 2025

Tujuh Bulan Corona, Jokowi: Saya Bisa Katakan Penanganan Covid-19 di Indonesia tidak Buruk

Tujuh bulan virus Corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim penanganan Covid-19 tidak buruk, bahkan cukup baik.

Penulis: Daryono
Tangkap layar channel YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas membahas laporan Komite Penanganan Covid-19 

TRIBUNEWS.COM - Tujuh bulan virus Corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim penanganan Covid-19 tidak buruk, bahkan cukup baik. 

Tak hanya soal penanganan Covid-19, Jokowi juga mengklaim kinerja ekonomi tidak jelek. 

Hal itu dikatakan Jokowi dalam video yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (4/10/2020). 

Menurut Jokowi, selama tujuh bulan menghadapi pandemi Corona, masih banyak tantangan, tetapi banyak juga yang sudah dikerjakan. 

Mantan Wali Kota Solo ini mengungkapkan sejak awal, strategi pemerintah dalam menghadapi pandemi Corona adalah mencari titik keseimbangan antara kesehatan dan perekonomian. 

Presiden Jokowi berbicara terkait 7 bulan Corona di Indonesia
Presiden Jokowi berbicara terkait 7 bulan Corona di Indonesia (Youtube Sekretariat Presiden)

Dalam titik keseimbangan itu, lanjut Jokowi, kesehatan masyarakat tetap yang utama. 

Jokowi menegaskan, mengutamakan kesehatan bukan berarti kemudian mengorbankan perekonomian. 

"Saya tegaskan kembali bahwa kesehatan masyaraat, kesehatan publik tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan. Inilah prioritas. Tetapi memproritaskan kesehatan bukan berarti mengorbankan ekonomi."

"Karena jika kita mengorbankan ekonomi itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluah juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil, sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," beber dia. 

Baca: Mensesneg Bantah Jokowi Akan Angkat 2 Wakil Menteri Baru dalam Waktu Dekat

Jokowi menyatakan tidak perlu sok-sokan memberlakulan lockdown di tingkat provinsi, kota atau kabupaten. 

Menurutnya, hal itu akan mengorbankan kehidupan masyarakat.

Jokowi lebih memilih mini lockdown atau pembatasan sosial di skala mikro.

"Untuk itu saya menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Kita buat lebih terarah, spesifik, tajam untuk mengatasi masalah Covid-19 tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat," ujar dia. 

Klaim Penanganan Covid-19 Tidak Buruk

Masih dalam video yang sama, Jokowi mengklaim penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik. 

Untuk mendukung klaim tersebut, Jokowi kemudian membeberkan sejumlah data yang ditampikan dalam video. 

"Mari kita menilai berdasarkan fakta dan data, bukan berdasarkan kira-kira. Saya bisa mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik. Dalam jumlah kasus dan jumlah kematian, Indonesia jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang besar," ujar dia. 

Baca: Strategi Titik Keseimbangan, Jokowi: Tidak Usah Sok-sokan Lock Down, Bisa Mengorbankan Masyarakat

Berdasarkan data jumlah kasus yang disampaikan Jokowi, Indonesia saat ini berada di urutan ke-23 dengan jumlah kasus sebanyak 295.449. 

Di peringkat 1-5 ada Amerika Serikat (7.495.136 kasus), India (6.397.896 kasus), Brazill (4.849.229 kasus), Rusia (1.194.643 kasus) dan Kolombia (835.339). 

Jokowi meminta Indonesia dibandingkan dengan negara yang juga besar jumlah penduduknya, bukan negara dengan jumlah penduduk kecil. 

Klaim Ekonomi Tidak Jelek

Dalam hal ekonomi, Jokowi juga mengklaim kinerja ekonomi Indonesia tidak jelek. 

Ia mengakui ekonomi menurun. 

Namun, Jokowi balik bertanya, apakah saat ini ada negara di dunia yang ekonominya tidak turun.

"Mana ada negara yang tidak menurun ekonominya? Bahkan ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi yang jauh lebih parah. Dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainya misalnya, kinerja ekonomi kita masih lebih baik," ujar dia. 

Jokowi melanjutkan, meski penanganan Covid-19 dan kinerja ekonomi tidak buruk, ia menyatakan belum puas. 

Ia meminta agar para menteri bekerja lebih keras. 

"Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi dalam bekerja. Mencari program yang lebih tepat sasaran, semua harus terus kita perbaiki," beber dia.

(*)

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved