Pulau Jawa Waspada Bencana Gempa Bumi
BMKG mencatat gempa di Pulau Jawa bermula pada tanggal 22 Juni 2020 dengan magnitudo 5 terjadi di selatan Pacitan.
Getaran gempa dengan skala tersebut, dideskripsikan guncangannya dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Cuaca Ekstrem
Selain ancaman gempa bumi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan saat ini 64 persen daerah zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau.
Dari 64 persen ZOM yang telah memasuki musim kemarau, 30 persen ZOM di antaranya mengalami kekeringan.
Meskipun demikian cuaca ekstrem berupa hujan lebat tetap berpotensi terjadi hingga akhir tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia.
Karenanya, BMKG meminta masyarakat perlu terus waspada terhadap berbagai potensi dampak cuaca ekstreem, seperti longsor, banjir bandang dan banjir di berbagai wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menerangkan, potensi cuaca buruk tidak hanya diprakirakan terjadi di wilayah Sulsel.
Provinsi lain juga diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan dapat disertai angin kencang.
Di antaranya, Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Lampung, Jabar, Jabodetabek, Kaltara, Jambi, Sumsel, Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Papua Barat dan Papua pada tanggal 17 Juli. Berikutnya ada Aceh, Sumbar, Sumsel, Kep. Babel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Sumut, Jambi, Bengkulu, Jabar, Kaltara, Papua, dan Papua Barat pada tanggal 18 Juli 2020.
"Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Sumsel, Bengkulu, Sumbar, Sumut bagian Barat hingga Aceh, serta memanjang dari Papua bagian Tengah, hingga pesisir Barat Papua Barat. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah tersebut," kata Dwikorita.
Baca: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Bayah Banten Pagi Ini
"Untuk wilayah Kabupaten Luwu, atau Sulawesi Selatan umumnya, dalam tujuh hari kedepan (17 - 24 Juli 2020), diprakirakan masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang - lebat," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachry Rajab.
BMKG tetap terus secara rutin memberikan Peringatan Dini Cuaca Ekstreem, untuk 7 hari dan 3 hari ke depan hingga beberapa jam sebelum kejadian curah hujan ekstrem di seluruh wilayah Indonesia, secara tersistem yang disampaikan melalui berbagai kanal, yaitu melalui Aplikasi Mobile Phone dan Sosial Media " Info BMKG", ataupun melalui website www.bmkg.go.id serta media elektronik Radio dan Televisi.
Mengingat masih cukup tingginya potensi curah hujan ekstreem, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memonitor Peringatan Dini dari BMKG melalui berbagai kanal tersebut. (tribun network/wly)