Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Pemerintah Disarankan Sosialisasikan Protokol Kesehatan 2 Kali Lebih Gencar 

"Seharusnya di masa new normal ini kampanye atau sosialisasi protokol kesehatan dua kali lebih gencar," pungkasnya

WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Pencarian Merosot - Gerobak pencari barang bekas melintas dikesepian Jalan Sudirman, setiabudi, Jakarta Selatan, Senin, (1/6/2020). Tidak ada kegiatan dalam PSBB membuat pencarian merosot. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Penelitian eksperimental tersebut diperkuat  oleh hasil riset Voxpopuli Center.

Berdasarkan hasil riset 16 Mei sampai 1 Juni melalui sambungan telepon terhadap 1200 responden, masyarakat lebih khawatir terhadap dampak ekonomi ketimbang kesehatan. 

"Riset tersebut menemukan 67,4 persen lebih takut dampak ekonomi dibanding pandemi virus terhadap kesehatan yang hanya 25,3 persen," katanya.

Sementara itu kajian data lembaga riset internasional Gallup Poll yang melakukan survei di Amerika menemukan fakta bahwa terjadi perubahan kekhawatiran masyarakat dari yang awalnya takut pandemi virus menyerang kesehatan, menjadi khawatir pandemi berdampak pada ekonomi.

"Pada bulan April , dan di minggu pertama Mei. Masyarakat di Amerika lebih banyak khawatir virus menyerang kesehatan mencapai 57 persen.

Sementara yang khawatir virus berdampak pada ekonomi  Hanya 49 persen.

Di pertengahan Mei atau 11-17 Mei, terjadi perubahan yakni yang khawatir terdapat dampak ekonomi 53 persen, sementara cemas terpapar virus 51 persen," tuturnya.

Baca: Pantas Tak Pernah Kelihatan, Ternyata Ini Alasan KD Tak Pernah Injakkan Kaki Ke Istana Cinere

Dari kajian terhadap tiga data Sekunder itu menurut Rully, LSI Denny JA menyimpulkan bahwa masyarakat kini lebih khawatir pandemi Corona berdampak pada ekonominya, ketimbang pada kesehatannya.

"Kecemasan publik atas kesulitan ekonomi kini melampaui kecemasan publik atas terpapar Corona," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved