Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Sosiolog: New Normal Hanya Menghaluskan Kata Pelonggaran PSBB

Sehingga pemerintah tidak bisa menetapkan sendiri mulai kapan new normal akan berlaku atau terjadi.

Editor: Hasanudin Aco
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Pengelola gerai berbenah dengan memperketat protokol pembatasan jumlah pengunjung dalam satu gerai jelang pemberlakuan new normal, di Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Selain menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain, Tunjungan Plaza juga membatasi banyaknya pengunjung di gerai sesuai luas gerai dan pembatasan keluar masuk pengunjung di setiap gerai. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Bagi Viza, penerapan new normal hanyalah mengganti beberapa kata seperti pelonggaran PSBB dan istilah lainnya agar lebih bisa diterima.

"Yang menjadi kritik dari saya atau mungkin beberapa pihak adalah sekarang new normal akan sebuah kebijakan," ungkap Viza.

"Kebijakan yang menghaluskan kata pelonggaran dari PSBB, lockdown, atau lainnya," pungkasnya.

Di lain kesempatan, seorang pakar epidemiologi memberikan beberapa indikator untuk menerapkan new normal di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh ahli Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (30/5/2020).

Pandu menyebutkan, indikator ilmiah yang menentukan suatu daerah sudah bisa melakukan new normal adalah dengan melihat angka reproduksi.

Angka itu bisa didapatkan apabila memiliki data yang akurat dari pemerintah.

Baca: Pemprov DKI Sedang Susun Aturan New Normal di Bidang Pariwisata dan Hiburan

Meski demikian, Pandu juga memiliki tiga indikator lainnya untuk menerapkan new normal.

Yakni dengan menggunakan parameter epidemiologi, kesehatan publik, serta kesiapan layanan kesehatan.

Dalam parameter epidemiologi, Pandu menjelaskan ada tiga komponen yang harus diperhatikan.

Seperti jumlah penurunan kasus positif virus Covid-19 dalam tiap harinya.

Pakar Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono mengungkapkan terdapat beberapa indikator dalam penerapan new normal di Indonesia.
Pakar Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono mengungkapkan terdapat beberapa indikator dalam penerapan new normal di Indonesia. (YouTube Kompas Tv)

Diikuti dengan penurunan jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP.

Hingga penurunan angka kematian yang dihitung selama dua minggu.

Pandu mengatakan, yang terpenting dalam keinginan penerapan new normal adalah indikator tersebut harus secara konsisten menurun.

"Dan indikator epidemiologi ada tiga komponen yang bisa kita cermati," jelas Pandu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved