Penjelasan BMKG Soal Cuaca Panas yang Terjadi di Pertengahan Ramadan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan panasnya cuaca akhir-akhir ini di sejumlah daerah di Indonesia.
"Namun dalam analisis perubahan iklim oleh Peneliti BMKG dengan menggunakan data yang panjang sejak tahun 1866," ujarnya.
Diketahui tren suhu maksimum di Jakarta telah meningkat signifikan sebesar 2,12 derajat celcius per 100 tahun, (Siswanto et al, 2016, International Journal of Climatology).
Demikian pula yang tercatat pada lebih dari 80 stasiun BMKG untuk pengamatan suhu udara di Indonesia dalam periode 30 tahun terakhir (Supari et al, 2017, International Journal of Climatology).
Baca: Update Virus Corona Global 8 Mei 2020: Total 3,9 Juta Orang Terinfeksi, 1,3 Juta Orang Telah Sembuh
Tak Hanya di Indonesia
Sementara itu tren suhu udara yang terus meningkat itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak tempat di dunia.
"Yang kemudian kita kenal sebagai fenomena pemanasan global," ungkapnya.
Pemantauan suhu rata-rata secara global menunjukkan hampir tiap tahun tercatat rekor baru suhu tertinggi dunia.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam rilisnya tanggal 15 Januari 2020 menyatakan bahwa tahun 2019 adalah tahun terpanas ke-2 sejak tahun 1850, setelah tahun 2016.
Analisis BMKG menunjukkan hal serupa untuk suhu rata-rata di wilayah Indonesia dimana tahun 2019 juga merupakan tahun terpanas ke-2 setelah tahun 2016.
Suhu rata-rata tahun 2019 lebih hangat 0,95 derajat celcius dibandingkan suhu rata-rata klimatologis periode 1901-2000.
Lebih lanjut Agie menjelaskan fenomena suhu udara tinggi yg terjadi saat ini tampaknya lebih dikontrol oleh pengaruh posisi gerak semu matahari dan mulai bertiupnya angin monsun kering dari benua Autralia.
"Yang berdampak pada kurangnya tutupan awan di atas wilayah Indonesia, sehingga sinar matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa adanya penghalang awan," ungkapnya.
Prediksi Indeks Ultraviolet (UV)
Sementara itu, BMKG mengungkapkan indeks UV berbahaya tinggi pada hari ini 8 Mei 2020 terjadi pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Terutama di wilayah Jabodetabek.
Pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB memiliki Indeks UV 0-2 (risiko bahaya rendah) hingga bahaya sedang.
Pukul 10.00 WIB memiliki indeks UV bahaya tinggi.
Pukul 11.00 hingga 13.00 WIB memiliki indeks UV bahaya tinggi hingga sangat tinggi.
Pukul 14.00 hingga 15.00 WIB memiliki indeks bahaya rendah hingga sedang.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)