Virus Corona
WNI Dikarantina di Natuna, Jokowi Ucapkan Terima Kasih pada Warga: Butuh Kebesaran Hati
Presiden Joko Widodo berterima kasih pada warga Natuna lantaran bersedia daerahnya digunakan sebagai lokasi karantina WNI dari Wuhan, China.
Di antaranya, masyarakat meminta pemerintah daerah bisa menjadi penyambung lidah kepada pemerintah pusat terkait aksi protes ini.
Kedua, mereka meminta WNI dari Wuhan diisolasi di KRI (Kapal Republik Indonesia) dan ditempatkan di lepas pantai.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna,Haryadi menilai ini dikarenakan kecemasan masyarakat setempat.
"Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kecemasan warga karena saat ini masyarakat Natuna sudah cemas dan resah," ungkap Haryadi dikutip dari Kompas.com.

Ketiga, pemerintah pusat dan pemerintah daerah diminta memberikan kompensasi jaminan kesehatan di Natuna.
Selanjutnya, masyarakat Natuna meminta didatangkan dokter psikiater untuk mereka.
Lalu, masyarakat Natuna juga mendesak Menteri Kesehatan berkantor di Natuna selama 14 hari karantina.
Tujuannya untuk menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat Natuna.
Tuntutan lainnya yaitu mereka ingin pemerintah pusat mengajak masyarakat setempat untuk andil dalam pembuatan keputusan terkait rencana ini.
Terakhir, masyarakat Natuna akan menyampaikan mosi tidak percaya terhadap pemerintah daerah, apabila tidak bisa menjadi penyambung lidah kepada pemerintah pusat.
"Bisa saja kami, masyarakat Natuna meminta mundur dari jabatannya seluruh pejabat natuna yang kami anggap tidak mampu memperjuangkan apa yang menjadi hak warganya," kata Haryadi.
Mensos Imbau Masyarakat Natuna Tak Khawatir
Menteri Sosial, Juliari Batubara mengimbau masyarakat Natuna agar tak khawatir daerahnya dipilih menjadi lokasi karantina WNI (Warga Negara Indonesia) dari Wuhan, China.
Menurutnya, sebelum menentukan sikap pemerintah telah mengkajinya dengan matang.
Dia menilai, Natuna diputuskan menjadi lokasi karantina karena jaraknya jauh dari keramaian.
Dilansir dari Kompas.com, Juliari menganggap tidak mungkin pemerintah mengorbankan warga negara sendiri.
"Tapi warga Natuna di Natuna enggak usah khawatir. Masa pemerintah pusat dalam tanda kutip mau mengorbankan warganya sendiri," kata Juliari.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Hadi Maulana/Achmad Nasrudin Yahya)