Jumat, 3 Oktober 2025

Soal Megawati Ajak Pengusung Khilafah ke DPR, Pengamat: Ajakan Ini Bagian dari Politik Inklusi

Ismail Hasani mengatakan ajakan dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menjadi bagian politik inklusi.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap Layar kanal YouTube Kompas TV
Ismail Hasani 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Setara Institute, Ismail Hasani berpendapat ajakan pengusung khilafah datang ke DPR oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menjadi bagian dari politik inklusi.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), meminta pengusung Khilafah datang ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Diketahui isi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Front Pembela Islam (FP) pasal 6 terdapat kata Khilafah, sehingga kata Khilafah itu menimbulkan polemik sampai saat ini.

Ismail Hasani menyebut ajakan Megawati itu, mungkin saja ditujukan kepada organisasi masyarakat (ormas) lain, bukan kepada FPI.

"Mungkin ajakan Bu Mega ini tidak di alamatkan kepada FPI ya, mungkin juga kepada kelompok yang lain," ujar Ismail Hasani di Studio Menara Kompas, Rabu (4/12/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Ismail Hasni
Ismail Hasani (Tangkap Layar kanal YouTube Kompas TV)

Sehingga ia menyebutnya sebagai bagian dari politik inklusi, atau ajakan kepada organisasi politik.

Ormas FPI dalam hal ini ditempatkan oleh Ismail sebagai elemen politik.

"Tetapi ajakan ini bagian dari politik inklusi, bagaimana memastikan elemen-elemen politik yang memiliki aspirasi politik, didialogkan dengan fraksi partai politik," jelasnya.

Alasan Megawati mengajak mendiskusikan kata Khilafah ke DPR, menurut Ismail, karena DPR mewakili suara rakyat.

"Karena mereka representasi rakyat, di tata kenegaraan kita adalah saluran aspirasi itu," katanya.

Sehingga, gagasan mengenai kata Khilafah ini perlu dibicarakan.

"Kalau punya gagasan-gagasan, silakan gagasan itu harus dikontestasikan," ungkapnya.

"Tidak bisa kita mengadili pikiran dan gagasan orang, tidak boleh," lanjut Ismail Hasani.

Sebelumnya, Megawati mengaku Fraksi PDI-Perjuangan di DPR membuka diri kepada mereka yang mendukung khilafah.

Dia mengajak Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto agar Fraksi Gerindra juga membuka diri kepada pendukung khilafah.

"Bagi mereka yang sangat berkeinginan untuk mendirikan yang namanya khilafah, boleh ke DPR,"

"Kami dengarkan itu. Opo toh karepe (apa sih maksudnya)?" ujar Megawati saat memberikan sambutan dalam acara presidential Lecture Internalisasi dan Pembumian Pancasila di Istana Negara, Selasa (3/12/2019).

Megawati menyinggung bentuk khilafah dan mempertanyakan siapa sosok khalifah yang memimpin hingga bagaimana cara memilihnya.

Sampai dengan saat ini, menurut Megawati tidak ada kelompok pro-khilafah yang datang ke DPR bertemu Fraksi PDI-Perjuangan.

Padahal diungkap Megawati, jajaran partainya sudah menunggu untuk berdiskusi soal khilafah.

"Padahal saya sudah nunggu-nunggu, bukan saya, nanti yang hadapi anak buah saya. Supaya enak gitu loh," tambahnya.

Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dalam acara Presidential Lecture Internalisasi dan Pembumian Pancasila, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dalam acara Presidential Lecture Internalisasi dan Pembumian Pancasila, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12/2019). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga turut hadir, mengamini isi sambutan Megawati di atas podium.

Dia bahkan memuji isi sambutan Ketua Umum PDI-P itu.

"‎Saya kira tadi pidato, ceramah Ibu Megawati sangat tepat," ujar Prabowo yang mengenakan batik lengan panjang tersebut.

Prabowo melanjutkan arahan Megawati juga sangat jelas dan tegas.

Dimana sebagai sebuah bangsa, seluruh warga negara Indonesia perlu punya arah.

Kendali arah itu adalah ideologi Pancasila.

"‎Ideologi Pancasila mampu mempersatukan bangsa ini. Itu harus selalu kita jaga,"ujar Prabowo.

"Jangan sampai kita mudah untuk meninggalkan jati diri kita sendiri," jelasnya.

"Ideologi kita sendiri yang sudah terbukti membawa bangsa kita sampai sekarang, kokoh," imbuh Prabowo.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Theresia Felisiani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved