Ahok Masuk BUMN
Petinggi Gerindra 'Tantang' Ahok BTP Jadi Dirut Krakatau Steel
Waketum Gerindra Arief Poyuono menantang Ahok untuk menjadi Direktur Utama (Dirut) di PT Krakatau Steel.
Roy Suryo juga menyinggung status Ahok sebagai kader PDIP.
"Dan memang aturannya pun secara kader partai memang ada aturan dalam menteri BUMN, itu memang boleh, tapi sekarang kita lihat etikanya sekali lagi," terangnya.
Meskipun demikian, Roy Suryo menyayangkan keputusan Ahok yang memilih bergabung di BUMN.
Menurutnya, Ahok seharusnya konsen dan serius untuk membesarkan PDI Perjuangan.
"Saya menyayangkan, mendingan Ahok itu konsen, serius membesarkan PDI Perjuangan, dia jangan hanya jadi kader dong, dia kalau bisa jadi pengurus naik bisa Wakil Ketua Umun (Waketum) atau malah Ketua Umum (Ketum) Sekalian," terang Roy Suryo.
Komentar Staf Khusus Menteri BUMN
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah dipastikan akan menduduki posisi strategis di satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan jika Ahok akan bergabung ke BUMN awal Desember 2019.
Namun, belum ada keterangan eksplisit dari Menteri BUMN terkait dengan posisi yang akan dijabat oleh Ahok.
Meskipun demikian, santer dikabarkan Ahok akan menempati posisi sebagai Komisaris Utama atau Direktur Utama (Dirut), PT Pertamina.
Kabar tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Satu di antaranya adalah serikat pekerja PT Pertamina.
Serikat pekerja PT Pertamina menolak masuknya Ahok menjadi bagian dari PT Pertamina.
Penolakan tersebut disampaikan oleh Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPBB) Arie Gumilar yang memposting spanduk penolakan Ahok menjadi bos di Pertamina.
Terkait dengan penolakan tersebut, Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga menduga penolakan serikat pekerja Pertamina terhadap Ahok kemungkinan dilandasi oleh dua hal.
