Jumat, 3 Oktober 2025

Milad Muhammdiyah ke-107 Tahun, Haedar Nashir: Muhammadiyah Ini Kayak Negara!

Milad Muhammdiyah ke-107 tahun menyongsong Muktamar ke-48. Pada milad ini muhammadiyah fokus untuk mencerdaskan, mencerahkan, dan memajukan bangsa.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammdiyah dalam Milad Muhammdiyah ke 107 di Yogyakarta, Senin (18/11/2019) 

Ia menerangkan, penyebaran hal yang baik dan buruk itu semua melalui digital media, sehingga Muhammadiyah turun menggelorakan dakwah digital.

"Muhammadiyah dan seluruh kekuatan masyarakat itu harus sudah menggelorakan dakwah digital ini agar masyarakat berkeadaban, beretika, berakhlak, dan cerdas di dalam bermedsos," jelasnya.

Pada perannya, dirinya mengatakan Muhammadiyah akan tetap fokus untuk mencerdaskan, mencerahkan, memajukan bangsa dan di area khusus Muhammadiyah akan menggerakkan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Peran kebangsaan itu sendiri, Haedar menyatakan akan berdakwah dengan 'al amru bil ma'ruf wa nahi munkar'.

"Kita akan dukung prinsip kebaikan-kebaikan dari segala polisi pemerintahan dan semua kekuatan masyarakat. Tapi kita akan mengkritisi hal-hal yang kira-kira menyimpang atau tidak pada tempatnya. Tapi dengan cara Muhammadiyah yang sifatnya juga cerdas arif, argumentatif, dan sesuai saluran yang berlaku," tutur Haedar.

Perayaan milad kali ini sekaligus menyongsong Muktamar Muhammadiyah 2020 di Solo.

Adapun Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah akan berlangsung di Universitas Muhammadiyah, Solo pada 1-5 Juli 2020.

Pada milad Muhammdiyah ini akan dilakukan evaluasi lewat konsolidasi nasional program 4 (empat) tahun yang sudah berjalan dan sisa tahun terakhir.

"Muhammadiyah ini kayak negara, jadi program itu sudah terukur, bahkan untuk keuangan saja ada lembaga pengawas dan pemeriksa keuangan, diaudit itu dari pusat sampai ranting;

Kemudian kedua, kita ingin juga mengembangkan terus apa yang disebut dengan program-program unggulan di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan dakwah komunitas;

Ketiga proyeksi ke depan, bukan hanya kepemimpinan, Muhammadiyah di era menghadapi revolusi industri 4.0 dan perubahan global," jelas Haedar.

Hal tersebut akan dimulai dengan seminar komprehensif berangkai di 166 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Di sisi lain, Haedar dalam wawancaranya juga menerangkan proses pemilihan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah.

"Di Muhammadiyah tidak ada maju lagi dan mundur lagi. Jadi sistemnya itu, setiap anggota PP Muhammadiyah , wilayah, dan daerah, itu diajukan oleh anggota tanwir Muhammadiyah mewakili wilayah-wilayah."

Lebih lanjut, mengenai perumpamaan apabila Haedar Nashir diajukan kembali menjadi ketua umum, ia mengatakan, dalam prinsip Muhammadiyah jangan pernah mencari jabatan.

Namun, ia juga sampaikan jangan pernah menolak diberi amanah ketika itu memang maslahat. (*)

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved