Jumat, 3 Oktober 2025

Milad Muhammdiyah ke-107 Tahun, Haedar Nashir: Muhammadiyah Ini Kayak Negara!

Milad Muhammdiyah ke-107 tahun menyongsong Muktamar ke-48. Pada milad ini muhammadiyah fokus untuk mencerdaskan, mencerahkan, dan memajukan bangsa.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammdiyah dalam Milad Muhammdiyah ke 107 di Yogyakarta, Senin (18/11/2019) 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, Muhammadiyah melangsungkan hari jadinya (Milad) yang ke-107 tahun di Sportorium Universitas Muhammdiyah, Yogyakarta, Senin (18/11/2019).

Dalam usianya yang lebih dari 100 Abad, Muhammadiyah akan terus memperkuat kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan di Indonesia.

Dikutip dari Youtube KompasTV, Minggu (17/11/2019, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan milad Muhammadiyah ke-107 mengangkat tema 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.

Muhammadiyah memandang bahwa bangsa dan umat ini, bahkan manusia semesta itu perlu hidup cerdas.

Haedar Nashir mengatakan, semangat mencerdaskan dalam Islam itu semangat membaca, semangat untuk berpikir, tetapi juga mengasah akal budi.

Lebih lanjut, Muhammadiyah telah melewati perjalan panjang sebelum republik ini lahir dengan memulai dengan usaha-usaha, pendidikan, pelayanan sosial, kesehatan.

Alasannya disampaikan Haedar Nashir, tak lain semua agar cerdas lahir dan batin.

Peringatan Milad Muhammadiyah berlangsung di kota kelahirannya,Yogyakarta.

Milad Muhammadiyah ke 107, 18/11/2019 ini mengusung tema 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.
Peringatan Milad Muhammadiyah berlangsung di kota kelahirannya,Yogyakarta. Milad Muhammadiyah ke 107, 18/11/2019 ini mengusung tema 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'. (Tangkap Layar YouTube KompasTV)

Adapun gerakan dakwah di era media sosial sudah diggalakkan dakwah yang kultural sejak tahun 2000.

"Dakwah yang menggunakan pendekatan kebudayaan, gerakan pencerahan, dakwah yang membuat orang itu cerah hati, pikiran, sifat dan tindakan, dan membuat lingkungan itu juga cerah," tutur Haedar.

Pihaknya juga menerangkan, Muhammadiyah dalam perannya mengajak Islam dakwah berkemajuan, yakni mengajak orang untuk damai, hidup tentram, dan toleran.

Selain itu, umat dan bangsa ini juga harus maju, sehingga yang ditempuh satu di antaranya dakwah konstruktif.

"Dakwah yang konstruktif itu kita tempuh dakwah jamaah. Gerakan jamaah di masjid-masjid di kawasan kampung terus digelorakan," jelasnya.

Pada era media sosial ini Muhammadiyah juga diketahui mempunyai pusat syiar digital Muhammadiyah yang berada di Gedung Cik Ditiro, Yogyakarta.

Menurut Haedar, kini kita memasuki era baru yang paling liberal dalam kehidupan, berbagai kalangan masyarakat pun hadir menjadi penikmat media.

"Masyarakat entah itu dia agamanya, golongannya, sukunya, nggak tua, nggak muda, bahkan pejabat, sampai ke rakyat biasa itu memperoleh mainan baru. Akibatnya bermedsos itu mula-mula iseng-iseng, kedua kehilangan kecerdasan, ketiga menjadi terbiasa dengan hoaks, terakhir dia tidak lagi selektif (tabbayun) untuk menyeleksi ini," pungkas Haedar.

Ia menerangkan, penyebaran hal yang baik dan buruk itu semua melalui digital media, sehingga Muhammadiyah turun menggelorakan dakwah digital.

"Muhammadiyah dan seluruh kekuatan masyarakat itu harus sudah menggelorakan dakwah digital ini agar masyarakat berkeadaban, beretika, berakhlak, dan cerdas di dalam bermedsos," jelasnya.

Pada perannya, dirinya mengatakan Muhammadiyah akan tetap fokus untuk mencerdaskan, mencerahkan, memajukan bangsa dan di area khusus Muhammadiyah akan menggerakkan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Peran kebangsaan itu sendiri, Haedar menyatakan akan berdakwah dengan 'al amru bil ma'ruf wa nahi munkar'.

"Kita akan dukung prinsip kebaikan-kebaikan dari segala polisi pemerintahan dan semua kekuatan masyarakat. Tapi kita akan mengkritisi hal-hal yang kira-kira menyimpang atau tidak pada tempatnya. Tapi dengan cara Muhammadiyah yang sifatnya juga cerdas arif, argumentatif, dan sesuai saluran yang berlaku," tutur Haedar.

Perayaan milad kali ini sekaligus menyongsong Muktamar Muhammadiyah 2020 di Solo.

Adapun Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah akan berlangsung di Universitas Muhammadiyah, Solo pada 1-5 Juli 2020.

Pada milad Muhammdiyah ini akan dilakukan evaluasi lewat konsolidasi nasional program 4 (empat) tahun yang sudah berjalan dan sisa tahun terakhir.

"Muhammadiyah ini kayak negara, jadi program itu sudah terukur, bahkan untuk keuangan saja ada lembaga pengawas dan pemeriksa keuangan, diaudit itu dari pusat sampai ranting;

Kemudian kedua, kita ingin juga mengembangkan terus apa yang disebut dengan program-program unggulan di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan dakwah komunitas;

Ketiga proyeksi ke depan, bukan hanya kepemimpinan, Muhammadiyah di era menghadapi revolusi industri 4.0 dan perubahan global," jelas Haedar.

Hal tersebut akan dimulai dengan seminar komprehensif berangkai di 166 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Di sisi lain, Haedar dalam wawancaranya juga menerangkan proses pemilihan ketua umum pimpinan pusat Muhammadiyah.

"Di Muhammadiyah tidak ada maju lagi dan mundur lagi. Jadi sistemnya itu, setiap anggota PP Muhammadiyah , wilayah, dan daerah, itu diajukan oleh anggota tanwir Muhammadiyah mewakili wilayah-wilayah."

Lebih lanjut, mengenai perumpamaan apabila Haedar Nashir diajukan kembali menjadi ketua umum, ia mengatakan, dalam prinsip Muhammadiyah jangan pernah mencari jabatan.

Namun, ia juga sampaikan jangan pernah menolak diberi amanah ketika itu memang maslahat. (*)

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved