Bom di Mapolrestabes Medan
Pengamat Terorisme Thayep Malik: Ada 4 Faktor dalam Aksi Pengeboman di Medan
Pengeboman yang terjadi di Mapolrestabes Medan, menurut pengamat terorisme ada empat faktor yang melatarbelakanginya.
“Diwaspadai penyerangan bom tersebut dikarenakan dengan menjelangnya tahun baru dan natal,” imbuhnya.
Terakhir, menurut Thayep kelompok yang melakukan aksi penyerangan ini tidak hanya diindikasi terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kelompok atau orang di balik aksi pengeboman tersebut juga bisa terafiliasi dengan jaringan-jaringan lain seperti ISIS yang ada di Suriah.
Menurut Thayep, pemahaman antara yang terafiliasi dengan JAD atau ISIS mempunyai ideologi yang berbeda.
Jadi dalam kasus peristiwa bom Medan tersebut, bisa saja dikaitkan dengan JAD atau bahkan ISIS.
Dalam akhir wawancaranya bersama Tribunnews, Thayep juga memperkirakan bahwa sesungguhnya tersangka pengeboman Mapolrestabes Medan, RMN tidak berjalan sendiri dan pasti ada aktor intelektual di balik peristiwa tersebut.
“Tersangka masih usia muda, dugaan saya dalam kasus bom tersebut, bom yang melekat di tubuh RMN adalah bom yang tidak dirakit olehnya. Saya menduga RMN tidak mempunyai kemampuan untuk merakit bom dan pasti ada orang lain yang merakitnya,” imbuh Thayep.
Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan RMN berusia 24 tahun, lahir di Medan dan statusnya sebagai mahasiswa.
Menurutnya, RMN hanya mahasiswa yang menggunakan seragam ojek online sebagai penyamaran.
"Pakaian ojol hanya penyamaran, seperti yang saya katakan, pelaku adalah mahasiswa," tegas Dedi, Rabu (13/11/2019) di Mabes Polri, Jakarta, dilansir YouTube KOMPASTV.
Identitas pelaku tersebut didapat dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh anggota Detasemen Khusus (densus) 88 bersama Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis), dan laboratorium forensik (labfor).
Ia mengatakan, Densus 88 saat ini tengah melakukan penggeledahan di rumah pelaku.
Dedi menambahkan, pelaku melakukan aksinya seorang diri atau lone wolf, namun tidak menutup kemungkinan pelaku terkait dengan jaringan tertentu.
"Tersangka setelah diidentifikasi, perilakunya adalah lone wolf (sendiri)," ujarnya.
Dedi mengungkapkan, polisi juga menemukan potongan-potongan tubuh yang akan diidentifikasi dan digunakan untuk mengecek DNA pelaku.
Hasil dari tes DNA tersebut untuk menguatkan hasil tes sidik jari yang sudah dilakukan.
Dedi juga meminta doa dari masyarakat agar bisa segera mengungkap kasus bom bunuh diri ini.
(Tribunnews.com/ Muhammad Nur Wahid Rizqy)