Kabinet Jokowi
Isu Gerindra Masuk Kabinet, Golkar: Yang Kalah Idealnya Sebagai Penyeimbang Politik
Ace menyebut, Partai Gerindra idealnya sebagai pihak yang kalah dalam Pilpres 2019, harus mejadi penyeimbang pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar menanggapi soal isu Partai Gerindra yang semakin kuat bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, di era demokrasi saat ini perlunya kubu penyeimbang pemerintah.
Sebab, keseimbangan politik 5 tahun kedepan perlu dijaga oleh kubu oposisi. Termasuk oleh Partai Gerindra.
Ace menyebut, Partai Gerindra idealnya sebagai pihak yang kalah dalam Pilpres 2019, harus mejadi penyeimbang pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca: Bertemu Elite Golkar, Prabowo Minta Restu Masuk Kabinet?
"Keseimbangan politik itu adalah dengan cara ada oposisi ada kelompok penyeimbang dalam konteks demokrasi tentu yang kalah sebaiknya menjadi peyeimbang politik. Yaa idealnya (Partai Gerindra,red) seperti itu," kata Ace Hasan saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Meski begitu, Ace menyebut akan meyerahkan sepenuhnya soal isu Partai Gerindra masuk kabinet ke Presiden Jokowi.
Partai Golkar, kata Ace, akan menerima apapun hasil keputusan Presiden.
"Kalau dilihat dari soal komposisi kabinet tentu sekali lagi hak preogratif pak Presiden, apapun yang di ambil keputusannya oleh presiden tentu Partai Golkar akan mendukung," ucap Ace Hasan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Presiden Jokowi. Dalan pertemuan tersebut, muncul wacana Partai Gerindra bergabung ke partai koalisi.
Usai pertemuan itu, Prabowo gencar melakukan safari politik ke sejumlah ketua umum partai koalisi pendunung Jokowi.
Prabowo telah menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Hari ini, Selasa (15/10/2019), Prabowo alan bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.