Jumat, 3 Oktober 2025

Rusuh di Papua

Kronologi Lengkap Rusuh di Lapas Sorong: Diprovokasi Massa dari Luar, Napi Kabur

Para narapidana juga melawan petugas yang tengah berjaga dan membakar Lapas.

Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita
Warga Papua dan Papua Barat memprotes tindakan kekerasan dan rasis terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Suarabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. Ribuan orang mendatangi kantor Gubernur Papua, di Jalan Soa Siu Dok 2 Jayapura, Senin (19/8/2019) 

“Memang minim pengamanan petugas, karena ada beberapa titik jadi sasaran anarkis massa,”tuturnya.

Sementara itu di Jayapura, ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa dan warga yang memggelar aksi di halaman Kantor Gubernur Dok 2, ditemui Gubernur Papua Lukas Enembe.

Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA)
Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA) (TRIBUNNEWS/HO/B Ambarita)

Para pendemo yang melakukan aksi protes terhadap penangkapan 43 mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, kemudian mendengar arahan dari Gubernur Papua Lukas Enembe.

Gubernur mengungkapkan kepada massa bahwa, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah menelponnya untuk meminta maaf atas aksi yang diterima mahasiswa papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.

"Saya sampaikan pada Gubernur Jatim, orang papua mencintai Gusdur, dan ibu Gubernur kadernya Gusdur, kenapa mahasiswa saya dianiaya seperti itu hanya karena masalah bendera, tidak dibenarkan," tegas Lukas Enembe.

Gubernur Lukas mempertanyakan Gubernur Khofifah yang tidak menerjunkan Banser untuk membela mahasiswa Papua yang diserang oleh Organisasi kemasyarakatan lainnya.

"Ibu gubernur minta maaf bukan mewakili warga Jatim, tapi keompok tertentu,”kata Gubernur Lukas.

Enembe menyayangkan hal tersebut karena saat ini sudah banyak orang Papua yang bisa membuktikan diri di dunia internasional.

"Saya sduah sampaikan ke pemerintah, orang Papua punya martabat yang tinggi, harga diri yang tinggi, terbukti anak-anak saya sekarang di seluruh dunia, 1.500 orang saya kirim dan mereka berhasil mencapai nilai yang bagus. Kenapa 74 tahun Indonesia merdeka masih ada orang yang berpikiran seperti jaman penjajahan,"tegasnya.

Enembe sebagai perwakilan pemerintah pusat di Papua, berjanji akan menyampaikan aspirasi para pendemo ke Jakarta dan memuji mereka karena dalam aksi long march, para pendemo tetap menjaga keamanan.

"Saya berterimakasih kepada massa, tidak melakukan anrkisme, beda dengan Manokwari, tidak boleh terprovokasi. Kita manusia bermartabat," ketuS Enembe.

Setelah mendengar pernyataan Enembe, para pendemo membubarkan diri dengan tertib.

Massa yang membawa kendaraan bermotor, pulang dengan sendirinya dan massa yang berjalan kaki diantar ke beberapa titik pengantaran dengan menggunakan truk.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved