Jumat, 3 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Jokowi Mau Isi Kabinetnya Dengan Sosok Muda, PDIP : Kami Punya Banyak

"Itu hak prerogatif presiden. Jadi presiden nanti akan menentukan. Dikomunikasikan dengan parpol termasuk PDIP," ungkapnya

/BIRO PERS
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/9/2015). Rapat tersebut membahas soal optimalisasi Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). TRIBUNNEWS/BIRO PERS 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan mungkin mengisi kabinet Koalisi Indonesia Kerja (KIK) jilid II dengan sosok muda berumur 25 hingga 30 tahun.

Menanggapi itu, politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi klaim partainya memiliki kader muda potensial yang melimpah ruah di dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat.

Baca: PDI Perjuangan : Tak Etis Minta Jatah Menteri ke Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat kabinet terbatas membahas mengenai pengembangan kawasan Batam di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat kabinet terbatas membahas mengenai pengembangan kawasan Batam di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018) (Biro Pers Setpres/Rusman)

Sebut saja Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pereira (55 tahun), Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (52 tahun), serta Wasekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah (51 tahun).

"Banyak yang muda-muda. Sekjen kami masih muda Hasto Kristiyanto, Ahmad Basarah juga masih muda. Andreas juga masih muda. Di DPP, banyak sekali yang masih muda," ungkap Zuhairi Misrawi dalam diskusi Polemik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/7/2019).

Meski klaim PDI Perjuangan memiliki sosok yang sejalan dengan rencana Jokowi mengisi kabinet kerjanya dengan sosok-sosok muda, namun soal keputusan siapa yang bakal ditunjuk ia serahkan sepenuhnya ke presiden terpilih.

Sebelum memutuskan, Jokowi nanti akan membahas siapa sosok yang mengisi kabinetnya bersama para petinggi partai politik pengusung, termasuk dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Itu hak prerogatif presiden. Jadi presiden nanti akan menentukan. Dikomunikasikan dengan parpol termasuk PDIP," ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, dirinya membuka peluang bakal mengisi kursi menteri dalam kabinet kerja periode 2019-2024 dengan sosok yang punya rentang umur 25 sampai 30 tahun.

Namun sosok muda itu harus memiliki kemampuan mumpuni semisal manajerial, hingga mampu mengeksekusi program yang disusun.

Baca: PKB Sepakat Demokrat, PAN, Gerindra Merapat, Asal Tidak Dapat Kursi Menteri

Bahkan, mungkin saja katanya kabinet kerjanya nanti diisi banyak sosok berusia 30 tahunan.

"Dan kabinet yang baru mungkin akan banyak diwarnai oleh yang muda-muda. Yang bisa saja ada menteri umur 25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manejerial, mampu mengeksekusi program yang ada. Ya umur 30-an mungkin akan banyak," ungkap Jokowi.

Sebut tak etis minta jatah menteri

Politikus PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi mengaku partainya tak ambil pusing soal jatah menteri pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Zuhairi Misrawi menilai memperbincangkan apalagi meminta jatah kursi ke Jokowi bukan sesuatu yang etis.

Baca: PKB Sepakat Demokrat, PAN, Gerindra Merapat, Asal Tidak Dapat Kursi Menteri

Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi (ISTIMEWA)

Sebab bagaimana pun, Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan.

Tak diminta pun ia yakin sang presiden pasti akan memberinya.

Ia juga percaya Jokowi akan mengisi kabinetnya dengan sosok-sosok terbaik yang dimiliki negeri ini.

"Sangat tidak etis, ya. Pak Jokowi kader PDIP, jadi kami sangat tidak etik untuk meramaikan. Kami sepenuhnya percaya Pak Jokowi akan memilih menteri-menteri terbaik," kata Zuhairi Misrawi dalam diskusi Polemik di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2019).

Partai politik, kata dia, bertugas mencetak kader-kader calon menteri dan pemimpin negeri ini nantinya.

Maka, apapun yang diusulkan parpol, dipastikan adalah kader terbaik mereka.

Baca: Setelah PKB dan Golkar, Jokowi Bakal Terima Partai Koalisi Lainnya

Zuhairi Misrawi menyebut pemilihan sosok menteri berada ditangan Jokowi sebagai presiden terpilih dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan.

"Jadi bagi kami karena kader PDIP, maka kami itu hak presiden dan itu ketua umum yang menentukan kader terbaik untuk jadi menteri," tutur Zuhairi Misrawi.

Apa mau Jokowi?

Diberitakan Kompas.com, Presiden Joko Widodo mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.

Baca: Barbie Kumalasari Sebut Pihak Fairuz Giring Opini Soal Ikan Asin, Ini Keyakinanya di Pengadilan

Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.

"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik."

"Jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).

Sikap Jokowi berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.

Saat itu, Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.

Namun, kini menurut Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.

"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya."

"Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.

Menurut dia, saat ini pembahasan mengenai kabinet ke depan masih dibahas dengan parpol Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.

Namun, Jokowi juga tak menutup pembicaraan dengan parpol oposisi yang hendak bergabung.

"Sudah sering saya sampaikan, kami terbuka untuk siapa pun yang ingin bersama-sama, yang ingin bekerja sama memajukan negara ini, membangun negara ini, secara terbuka," kata politisi PDI-P ini.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) memberikan keterangan saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) memberikan keterangan saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved