Jumat, 3 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Jokowi Mau Isi Kabinetnya Dengan Sosok Muda, PDIP : Kami Punya Banyak

"Itu hak prerogatif presiden. Jadi presiden nanti akan menentukan. Dikomunikasikan dengan parpol termasuk PDIP," ungkapnya

/BIRO PERS
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/9/2015). Rapat tersebut membahas soal optimalisasi Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). TRIBUNNEWS/BIRO PERS 

Sebab bagaimana pun, Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan.

Tak diminta pun ia yakin sang presiden pasti akan memberinya.

Ia juga percaya Jokowi akan mengisi kabinetnya dengan sosok-sosok terbaik yang dimiliki negeri ini.

"Sangat tidak etis, ya. Pak Jokowi kader PDIP, jadi kami sangat tidak etik untuk meramaikan. Kami sepenuhnya percaya Pak Jokowi akan memilih menteri-menteri terbaik," kata Zuhairi Misrawi dalam diskusi Polemik di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2019).

Partai politik, kata dia, bertugas mencetak kader-kader calon menteri dan pemimpin negeri ini nantinya.

Maka, apapun yang diusulkan parpol, dipastikan adalah kader terbaik mereka.

Baca: Setelah PKB dan Golkar, Jokowi Bakal Terima Partai Koalisi Lainnya

Zuhairi Misrawi menyebut pemilihan sosok menteri berada ditangan Jokowi sebagai presiden terpilih dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan.

"Jadi bagi kami karena kader PDIP, maka kami itu hak presiden dan itu ketua umum yang menentukan kader terbaik untuk jadi menteri," tutur Zuhairi Misrawi.

Apa mau Jokowi?

Diberitakan Kompas.com, Presiden Joko Widodo mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.

Baca: Barbie Kumalasari Sebut Pihak Fairuz Giring Opini Soal Ikan Asin, Ini Keyakinanya di Pengadilan

Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.

"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik."

"Jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).

Sikap Jokowi berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.

Saat itu, Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.

Namun, kini menurut Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved